Abrasi dan Reklamasi

Tanggul pun hancur oleh gempuran samudera! Sebuah villa di Desa Ketewel, 5 km arah timur Sanur Bali punya hamparan taman yg romantis. Namun tanggul dan tanah jebol menambah nuansa menjadi paradok. Artistik ya? Anggap saja begitu. Meski tidak ada dalam blueprint si arsitek, alam lah yang buat ukiran eksotis ini.
 
abrasireklamasiserangan1
 
Ketewel termasuk pesisir Bali Timur. Kurang lebih 10 km di selatannya terdapat pulau reklamasi, Serangan. Pulau kecil yang diurug ratusan hektar oleh investor Jakarta pada masa pemerintahan presiden Soeharto.

 
Abrasi di villa ini adalah sebagian mungil dari abrasi-abrasi yang masif di seluruh pesisir timur Pulau Bali. Coba aja googling, atau menyisiri sendiri pesisir itu? Dijamin amarah memuncak sampai ujung rambut!
 
Apakah pemilik villa rela tanah eksotis nya kena abrasi? Congkel tanggul beton yang menurut ukuran para profesor pastinya tahan bencana. Ternyata ilmu manusia ada kalanya bullshit bila berhadapan dengan angkara murka ibu pertiwi.
 
Murka? Menurut pendapat para ahli ber Tuhan, ya! Abrasi itu akibat air laut sesuaikan diri atas keadaan pantainya. Jika pantai habis direklamasi, otomatis mendebur ke bagian lain. Deburan ini akan menekan tanggul-tanggul buatan manusia. Menggerus tanah pasir pantai. Menumbangkan pohon kelapa dibibir pantai. Ludes oleh ombak laut yang semakin masuk ke daratan.
 
Secara materi, siapa yang dirugikan? Jika lihat gambar ini, pemilik villa bakal keluar dana extra untuk perbaikan. Nelayan bingung menambatkan perahu nya. Petani kelapa gagal panen dan hilang mata pencariannya. Hidup terlunta menyalahkan desa dan putuskan diri jadi gelandangan pengemis di kota!
 
Bagaimana dengan pemerintah? Mungkin ada oknum-oknum bersuka cita gelontorkan dana untuk proyek perbaikan bibir pantai. Bersorak gembira bisa sunat dana proyek! Perkaya diri dan sanak keluarga. Karena nyunat nya berjama’ah maka dosa itu menjadi tidak lah berasa. Masa bodo jeritan rakyat! Parahnya lagi, masa bodo pesisir Bali tenggelam. Mereka sudah hidup nyaman dan mampu beli tanah di pegunungan. Tenggelam? Ya mengungsi ke pegunungan lah! Biarlah rakyat pesisir ‘berkorban jadi tumbal’ mereka.
 
Hai rakyat! Kalian mau? Dijadikan tumbal! Semoga tidak benar ya. Pada dasarnya pemerintahan kita membela rakyatnya 🙂
 
Trus ada investor baru yang berencana urug lagi bagian selatan Pulau Bali, yaitu Teluk Benoa. Tidak tanggung, 700an hektar akan diurug dan hilangkan laut menjadi sebuah kawasan pariwisata.
 
Para profesor dari investor lakukan kajian dan mereka bilang layak. Sedangkan para ahli dari tolak reklamasi pun lakukan kajian ilmiah. Hasilnya menyatakan reklamasi Teluk Benoa TIDAK LAYAK! Mana yang benar? Simpel saja, lihat tanggul villa ini. Kemungkinan diawal bangun bilang nya layak namun faktanya? Jebol porak poranda juga! Ingat, profesor ahli itu manusia, sedangkan laut dan teluk adalah alam (Tuhan YME).
 
Belum di reklamasi, pantai-pantai timur Bali sudah hancur. Gimana jika ada reklamasi? Ibu pertiwi tidak lagi murka, namun akan langsung binasakan alam manusia. Rakyat polos akan sengsara. Namun rakyat akan lebih berdosa jika tidak berjuang, bela ibu pertiwinya. Maka jangan heran jika jiwa puputan membara di hati rakyat.
 
Puputan ini untuk melawan proposal investor yang teranalisa merugikan rakyat Bali. Pun pemerintahan dan oknum DPRD nya yang notabene 4 tahun telantarkan suara penolakan ini.
 
Rakyat Bali ingin harmoni diatas tanah ibu pertiwinya. Mereka menolak reklamasi lagi. Bali Tolak Reklamasi! Cabut Perpres 51 tahun 2014!
 
Ubud, 25 September 2016
 
abrasireklamasiserangan2 abrasireklamasiserangan3 abrasireklamasiserangan4
 
===
Tulisan ini juga viral di Facebook saya.

Bagikan Yuk
[addtoany]