Bersatu Kita Utuh, Bercerai Kita Jatuh

Sebuah catatan perjalanan akhir bulan Mei 2009.

Rasanya seperti bertahun-tahun karena belum sempat posting di blog ini. Situasi saya pribadi memang padat untuk bulan Mei ini. Disamping urusan kantor yang cukup menyita perhatian, dan rupanya kesibukan baru membangun bisnis kecil-kecilan rambak ikut juga berperan membuat padatnya waktu.

Ingin rasanya bercerita disini, tapi rasanya kemarin berada dalam kondisi yang tidak relaks. Kawatir tak bisa bebas ekspresikan diri dalam tulisan, jadi niatan menulis seketika saya hentikan dulu. Pada akhirnya, sekarang ini saya siap dan relaks menulis ditemani dengan alunan keroncongnya Mbah Gesang. Disisi lain, saya pribadi merasa puas dengan beberapa target-target yang tercipta sebelumnya.

Keadaan yang perlu saya syukuri adalah, urusan kantor bisa selesai satu persatu untuk urusan manajerial tim internal dan pelanggan. Kemudian, hal lain yang patut saya banggakan adalah tentang optimalisasi usaha rambak sapi yang ‘iseng-iseng’ menghasilkan hal tak terduga. Rambak sapi yang digoreng oleh Bu Kadek dan mulai jalan pada tanggal 19 Mei 2009 itu sudah mempunyai pelanggan sebanyak 22-an warung. Stok rambak mentah semakin hari semakin habis. Bu Kadek semakin menampakkan rutinitasnya. Setiap hari tidak bisa lepas dari menggoreng dan mengepak kerupuk rambak.

Kegiatan distribusi rambak sapi saya lakukan mayoritas ketika makan malam tiba. Sambil mau makan malam, 1 tas kresek besar berisikan 4-6 paket saya sebarkan satu persatu ke warung-warung itu. Pada akhirnya, warung-warung itupun menunjukkan taringnya. Rambak selalu habis dan kadang tidak tersuplai dengan baik. Akhirnya ketika kiriman berikutnya datang, saya kena damprat dari pemilik warung. Tidak konsisten !. Rambak dah habis sejak kemarin lusa, pelanggannya pada tanya rambak, dan saya telat suplai rambak. Duh, hal berikutnya yang harus dicarikan solusi adalah, mencari 1 orang pengganti saya yang harus full time urusi rambak. Oke, semoga saya dapat penggantinya.

Kembali ke mayoritas waktu aktivitas, yaitu di Bali Orange yang pada akhirnya harus membenahi ergonomika kerja di kantor. Akhir bulan bertepatan dengan hari minggu. Maka, jumat sebelumnya saya pergunakan untuk konsolidasi internal tentang kondisi kantor. Akhirnya sepakat, hari minggu 31 Mei 2009 diadakan kerja bakti di kantor. Target yang harus diselesaikan adalah ganti karpet kantor, rapikan dokumen, pemasangan karpet, pemindahan beberapa barang kantor, membuang barang-barang yang tidak dibutuhkan lagi.

Jam 10 pagi, anak-anak saya kumpulkan untuk briefing diskusi pembagian tugas. Akhirnya, saya, Noviar, Ojie, Didi, Antok, Gentry, Arip Yul, Arip Nov dan Ivant faham dengan hal yang akan dilakukan. Wuuah, seisi kantor dikeluarkan semua. Mulailah pembantaian sana-sini, unjuk kekuatan dan kebolehan serta unjuk tatto keren **lirik Arip Nov hihihihi. Ada juga yang unjuk goresan bekas cakaran dipunggung belakang. Semua pada teriak ledek Ojie. Wah yang semalam habis cakar-cakaran pamer nih huehuehuheue.

Wah, benar-benar terasa persatuannya. Cocok bila disepadankan dengan peribahasa “Bersatu kita teguh, bercerai kita –kawin lagi– runtuh. Hehehehe. Terima kasih kepada tim kerja saya yang superb ! Tanpa kalian, saya bagaikan nelayan tanpa arah ditengah samudera nan luas … Syiiieeaah.

Bagikan Yuk
[addtoany]