Ikhlas tapi tidak pasrah

Sebuah kalimat “Ikhlas tapi tidak pasrah” menghiasi status twitter milik Viar, seorang sahabat sekaligus partner usaha di BOC. Berhari-hari saya merenungi makna yang terkandung didalam kalimat itu, dan diawal saya meyakini bahwa itu bermakna positif.

heartfeltsmallKetika saya tanya, Viar menjawab dengan perumpamaan tentang makna kalimat tersebut. Misalkan kita berjalan kaki, dan didepan menemui jalan yang terjal sulit untuk ditembus. Dengan kenyataan jalan seperti itu, kita ikhlas tapi tak lantas pasrah dengan berdiam diri. Kita harus inisiatif cari jalan lain yang lebih baik. Bravo !

Perumpamaan lain yg bisa saya ceritakan adalah ketika seorang bapak menjumpai anak gadisnya yang baru lulus sekolah SMP mengaku sudah tidak haid lagi selama 3 bulan, alias hamil. Kenyataannya, anak gadisnya ini belum menikah. Lantas bapak ini bercerita bahwa kenyataannya anak itu suka sama suka pada prosesi sebelum kehamilan terjadi. Meski sebelumnya bapak ini telah berjuang mati-matian mendidik budi pekerti anak gadisnya tapi toh pada akhirnya kenyataan berkata lain.

Dengan tetap tenang, bapak ini memberikan kalimat bijak bahwa menurut hukum agama dan budaya, perbuatan itu tidak benar. Bapak ini lebih suka menyatakan bahwa peristiwa ini adalah kehendakNya dan bapak ini ikhlas menerimanya. Lantas, sebagai orang tua, bapak ini kemudian menikahkan anak gadisnya itu dengan laki-laki yang menghamilinya. Nah, inilah solusi dan bukanlah pasrah dengan menghardik kutukan kepada mereka berdua.

Ada hal lain lagi, ini di dunia wirausaha. Ketika kita getol fokus berwirausaha, mayoritas waktu adalah habis untuk jualan dan melayani pelanggan. Kelengkapan legalitas wirausaha pun tak lupa dicukupi yaitu Akta Notaris, NPWP, SIUP, TDP, surat asosiasi, dll. Rupanya, pernak pernik pajak ada yang kelupaan dipenuhi. Dikemudian hari sebuah surat pernyataan dari pajak datang berisikan pemberitahuan tunggakan PPN selama 2 tahun. Nah lo ?!.

Mau protes percuma, karena kita telah melaporkan neraca penjulan di 2 tahun tersebut. Dan sebelumnya, ilmu perpanjakan itu blum sempurna merasuk kedalam kegiatan wirausaha. Nah, telah menjadi kenyataan bahwa dana PPN selama 2 tahun itu harus dibayar. Ya, sebagai warga negara yang baik, kita ikhlas dengan kenyataan itu, namun tidak pasrah dengan mogok bayar. Jika mogok, pihak pajak akan keluarkan bermacam-macam surat sakti dan tindakan yang buat iklim wirausaha bertambah menjadi bencana.

Menerapkan teori Iklhas tapi tidak pasrah, kita bisa mendatangi pihak pajak dan meminta untuk bisa bayar dengan sistem mencicil. Ternyata, hal itu disambut positif oleh pihak pajak dan telah terjadi solusi dalam selamatkan wirausaha kita.

Di dunia romantika, manusia terlahir unik memiliki pola pikir berbeda-beda satu sama lain. Saking keras nya perbedaan, kadang sulit untuk saling memahami. Ya sudah, ikhlaskan saja bahwa perbedaan itu adalah salah satu dari kehendakNya. Namun sebagai manusia yang faham benar dan salah, sampaikan secara bijak keberadaannya serta tanpa mengenal lelah maupun pamrih untuk tetap positif memberikan solusinya. Semua terjadi tak lain dan tak bukan hanya karenaNya.

Saya pikir, teori Ikhlas tapi tidak pasrah bisa dijadikan motivasi positif dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada di dunia. Ikhlas tapi tidak pasrah sangat berkorelasi dengan hal yang positif, daripada Ikhlas tapi pasrah yang lebih ke arah mematikan solusi.

Terlahir di dunia dan hidup didalamnya pasti hadapi cobaan dan ujian dariNya. Ya, kita ikhlas menerimanya tapi harus tetap ada solusi !

Bagikan Yuk
[addtoany]