Lulusan IT banyak yang mengecewakan?

Dulu, SD selalu rangking 1. Kemudian masuk SMP favorit meski pada akhirnya tidak rangking-rangking amat. Kena cerita ortu bahwa kerja di Telkom tuh enak dan emang lihat sendiri orang Telkom kaya-kaya.

Ikutan teman tes STM Telkom di Malang, gagal dan balik ke kota asal masuk SMA, tetaplah yg favorit. Lulus SMA sempat bingung mau jadi apa dan pilih jurusan apa untuk kuliah nanti. Ah ikut bimbel aja di Surabaya utk UMPTN. Disuruh pilih 2 universitas dan jurusannya. Akhirnya ingat dengan jargon kerja di Telkom is the best. Pilihan pertama Univ Brawijaya Malang, Teknik Elektro (maksud nya biar bisa nglamar di Telkom) dan yg kedua (sempat bingung karena ortu doktrin harus masuk PT Negeri, lha klo pilihan pertama bonyok ya pilihan ke kedua harus cari yang kemungkinan besar lolos) ya udahlah Univ Udayana, Teknologi Pertanian. Apa dasar nya? Ya karena Bapak ku PNS di Dinas Pertanian. Titik!

Akhirnya jebol lolos pilihan kedua. Halo Bali! hehehe. Di akhir kuliah kena The Power Of Kepepet, akhirnya kerja jadi operator warnet. Suka sekali dgn IT terutama teknologi internet dan website (lha kok ini mirip kerjaannya Telkom). Dari warnet itulah sampai saat ini berwujud Bali Orange Communications, perusahaan penyedia domain name, web hosting dan web development, plus bentuk team baru utk hardware di Bli Orange?. Terima kasih Tuhan, Engkau pertemukan lagi kerjaan yang berasa Telkom dan sempat beberapa kali injakkan kaki di pusatnya Telkom Jakarta sana, meski jalan berliku harus saya lalui 🙂

Trus, yang sekarang diberi jalan lurus sekolah benar-benar IT kok banyak yang mengecewakan ya?. Mungkin biar pintar dari awal, sebaiknya sekolah semacam SMA/SMU tuh ditiadakan saja. Kayaknya bikin bimbang generasi bangsa. Andaikan selepas SMP hanya ada satu pilihan saja yaitu SMK saja, mungkin soft skills dan hard skills makin tertancap di beberapa bidang tertentu. Wallahualam 🙂

Ini ada berita dari Detikinet :

Bandung – Banyak calon pelamar kerja di bidang teknologi informasi (TI) yang punya nilai akademis bagus. Namun anehnya, para pelamar ini banyak juga yang dianggap belum mampu menjawab kebutuhan perusahaan.

Fakta ini terungkap dalam ajang kesempatan pencarian kerja yang di gelar JobsDB Career Expo 2010 di Sasana Budaya Ganesha, Tamansari, Bandung.

“Banyak pelamar tidak seperti yang kita harapkan. Kita sering kecewa,” ungkap Ahmad Bagus Santoso, Human Resource Departement PT Indocyber Global Teknologi kepada detikINET di sela acara itu, Sabtu (16/1/2010).

Dijelaskan oleh Bagus, demikian ia akrab disapa, kekecewaan perusahaan disebabkan banyaknya pencari kerja yang hanya bagus secara akademis. Namun saat diuji pengetahuan dasarnya, justru banyak yang tidak bisa.

“IPK (indeks prestasi)-nya tinggi, bagus secara kualifikasi. Tapi saat ditanya hal yang dasar, yang menurut kami mereka mengusainya, mereka tidak bisa. Dan banyak yang seperti ini,” demikian katanya.

Dari hasil analisanya, faktor ini disebabkan mutu lulusan perguruan tinggi yang cenderung instan. Kurikulum yang ada di kampus sering kali tidak mengikuti kebutuhan industri, khususnya untuk bidang TI.

“Mungkin karena mereka sekarang cenderung instan, jadi saat ditanya hal yang sangat dasar mereka tidak bisa menjawabnya,” lanjut Bagus.

Dalam pameran tenaga kerja kali ini, ada sekitar 70 perusahaan yang ikut serta. Pada hari pertama, ajang ini dihadiri oleh 5.000 pencari kerja. Ajang ini sendiri berlangsung di Bandung hingga Minggu (17/1/2010).

Bagikan Yuk
[addtoany]