Pasar Wisata Rakyat di Renon, Bali, Mungkinkah?

Beberapa waktu lalu ke Kota Malang dan sempat berkunjung ke Pasar Minggu di sekitaran stadion Gajayana. Itu seperti pasar kaget. Masyarakat tumpah ruah berdagang aneka produk diantaranya: kuliner (menu menu aneh banyak disini, wuah meleleh!), jajanan, minuman fresh buah dll, dagang sepatu, fashion, sampai batu akik pun ada.

11046341_10152962036364842_136626265605989324_n

Tempat dagang manfaatkan jalanan sekitar stadion, mengular hmm hampir lebih dari 3km. Masyarakat Kota Malang ada yang olah raga dan ada yang jalan jalan dan ada yang khusus menikmati pasar kagetan itu. Aku pribadi senang lihat hiruk pikuk berdampak pada sisi sosial dan ekonomi masyarakat. Sebuah konsep car free day yang keren!

Bagaimana Denpasar? Aku tahu ada 3 lapangan besar disini, renon bajra sandi, puputan catur muka dan lumintang. Lapangan tersebut bisa bermanfaat untuk olah raga dan sekedar bersosial untuk keluarga. Barusan yang kulihat adalah aksi Satpol PP dari satuan tugas Kota Denpasar dan Provinsi Bali mengusir pedagang yang ‘terbiasa’ mangkal disisi luar lapangan.

Ini parkiran Renon Bajra Sandi

Ini parkiran Renon Bajra Sandi

Kulihat, masyarakat yang haus dan lapar atau sekedar berkuliner bersama keluarga tercinta langsung berbaur dengan pedagang itu. Mereka menikmati sekali. Namun rasa itu harus bercampur dengan was was bagi pedagang awasi kekuasaan pemerintah melalui satpol PP.

Menurutku, lapangan itu adalah tempat berekspresi masyarakat. Ada olah raga, ada cuma jalan jalan, ada cuma duduk duduk menikmati quality time dan apakah salah jika sambil berkuliner? Tambah happy kan? Indeks kebahagiaan suatu kota akan meningkat juga kan? Semoga Denpasar bisa berkaca ke Kota Malang.

Oke solusinya gimana? Jembatani antara kepentingan masyarakat penikmat fasilitas kota, pedagang dan pemerintah?. Bayanganku jika bicara lapangan renon, jalan-jalan di sisi sebelah barat bisa dipakai untuk wisata belanja (berdagang). Bentuknya stan-stand yang berjajar satu sama lain. Disana akan nangkring produk-produk UMKM masyarakat kota Denpasar (bahkan bisa se Bali). Bisa dibuat blok-blok semisal blok kuliner, blok kerajinan, blok fashion, blok batu akik, dll. Waktu berjualan dibatasi sampai jam 12 siang. Maka sisi barat lapangan adalah untuk UMKM, sisi lapangan ke timur untuk car free day.

Stand tersebut dikelola oleh pemerintah. Silakan mematok tarif untuk sewa stand. Maka keuntungan yang terjadi adalah: pemerintah untung, UMKM maju, masyarakat senang bisa berwisata bersama keluarga. Indeks kebahagiaan masyarakat niscaya akan naik. Ya seperti di Malang lah. Coba tengok kesana ya wahai pemangku kekuasaan. Keto bli.

Bagikan Yuk
[addtoany]