Saya suka Belanja di Modern Store, Tapi Lebih Utamakan Toko Kecil Tetangga

Ada tulisan menarik dari FB Page milik Bali Mekarya dan langsung kusambar dengan pendapatku yang yakin pro rakyat #tsaaaah! *ikat-udeng-merah-putih-pake-bambu-runcing*. Baca dulu tulisannya, pendapatku dibawah sana. Sayang kalau nggak didokumentasikan karena kuyakin ini baik dan bermanfaat.

IND*MARET, Cir*le K, ALF*MART vs MiniMart lokal
——————————————————
Pernahkan anda mencoba membandingkan 3 ‘Modern Market’ ini? Apa yang membedakan ketiganya dengan modern market lain?

IND*MARET :
– Penataan barangnya hampir sama di semua cabang. Ini memudahkan pelanggan mencari kebutuhan yang sering dicari meski di Ind*maret berbeda.
– Pencahayaan super terang. Layaknya ikan-ikan di laut yang berkumpul dekat mercusuar. Anda akan secara otomatis ‘tersugesti’ untuk mampir, walaupun pada akhirnya anda bingung untuk membeli apa 😀 (pengalaman pribadi banget)

CK:
– Coba tanya yang hobi minum Bier + Ngrok*k, kemana mereka biasa membelinya? Yup, karena CK memang di ‘Branding’ untuk kalangan ‘itu’.

ALF*MART:
– Anda mungkin juga berpikir seperti tyang ALF*MART replika dari IND*MARET. Tapi memiliki penataan toko yang buruk & pelayanan yang jauh dari memuaskan. Oh….tidak, ALF*MART memang di desaign untuk orang-orang yang hobi berbelanja kepasar & berdesak-desakan kalau sedang ada obral baju 2nd :D. Dengan nuansa sembrawutnya.

So, buat yang punya usaha MiniMarket, modal uang banyak tidak cukup untuk membuat anda sukses dalam industri ini.

– Keep Healthy & Terus Berkarya –
————————————————–

Ada komentar dari tulisan diatas yang berbunyi: “Betul saya juga suka belanja di Indomaret, dimanapun kyak udah tau aja letak barangnya ..”

Kemudian dibalas dengan komentar lagi: “Maka dari itu mbok Tut, kalo Pasar Tradisional tidak ada niat MOVE ON, kayaknya susah banget mengkampanyekan “Ajeg Pasar Traditional”. ^^”

Trus ini pendapatku, ada di 2 komentar :

Saya mulai mengurangi belanja ke modern store itu. Dulu belanja bulanan ke lottemart biasa jutaan. Saat ini saya lebih utamakan belanja ke tetangga saya. Meski lebih mahal beberapa ratus perak, saya ikhlas. Tujuan belanja itu utk sedekah dan membantu dia hidup.

Jika di toko sebelah nggak ada, baru saya belanja di modern store. Saya lebih utamakan kasih rejeki ke pedagang kecil drpd yg sudah kaya/modal kuat. Itu sikap saya, semoga yg lain jg sepakat.

Jangan suka menuntut mereka yg tradisional, namun benahi mental/mindset kita utk belanja ke si tradisional tadi. Saya yakin setelah dapat untung banyak, si tradisional akan berbenah. Sapa sih yg nggak ingin hidup bersih, teratur, dan nyaman?. Ini hanya masalah modal saja.

Gimana mau majuin mereka, lha wong yg kaya belanjanya ke modern store. Mental feodalis dan kapitalis tuh! Maaf jika keras tapi yakin deh, ini demi kemajuan bersama.

————————————————–

Bagaimana pendapatmu ??. Mana ekonomi kerakyatanmu!

Trus kutambahkan lagi ya. Kalian kalau belanja semangka, buah, sayur, ataupun belanja di pasar/pinggir jalan pasti suka menawar. Kadang tawaran kalian itu bikin perut si pedagang mules. Kasihan lho.

Trus, kalau di modern store, AKU TANTANG KALIAN UNTUK MENAWAR BELANJA AN MU! Di kasir pas mau bayar, TAWAR BELANJA’ANMU!. BERANI! ?? AH PENGECUT SEMUANNYA! KALIAN TUH MENTAL BORJU! KAPITALIS! FEODALIS!

Ya kadang aku juga seperti itu kalau di modern store, mati kutu. Maaf atas omonganku yang kasar diatas. Aku yakin demi kebaikan bersama kok :). Maaf ya. Cheers *bersulang*

Bagikan Yuk
[addtoany]