Strategi Hadapi Revolusi Industri 4.0

Tanda revolusi industri dunia keempat adalah masifnya penggunaan aspek digital dalam kehidupan manusia. Dalam dunia industri, proses bisnis dipercepat dengan adanya sistem online.

STIKOMERS DAY Bali

Memang dulu tanda momentum revolusi industri 1, 2 dan 3 seperti apa? Menurut Wikipedia, revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap. Kemunculan pembangkit listrik pada abad ke-19 jadi penanda dimulainya revolusi industri kedua. Revolusi industri ke 3 ditandai dengan penemuan teknologi komputasi.

Revolusi industri ke empat banyak menggilas aspek industri yang dianggap tradisional. Order tiket pesawat, dulu gunakan agen, sekarang cukup pakai aplikasi Traveloka. Kirimkan dokumen penting seperti perjanjian, invoice, data, dulu gunakan kurir/pos. Sekarang cukup pakai PDF terkirim via email dan fasilitas file sharing seperti Google Drive, Dropbox.

Dulu berkabar pakai SMS dan kirim gambar pakai MMS. Sekarang? Pakai WA, Line dan Telegram. Belum lagi muncul produk sharing economy seperti GoCar, Grab, AirBNB, dll.

Efek revolusi 4.0 adalah meningkatnya efisiensi produksi karena gunakan teknologi digital dan otomatisasi. Apakah revolusi ini akan abaikan peran sumber daya manusia (SDM)? Saya pikir semuanya akan dikontrol oleh manusia. Lantas SDM seperti apa yang akan menjuara di revolusi ini? Sebagai praktisi, saya tawarkan hal ini ke para mahasiswa IT agar bisa menjuara sebagai pelaku revolusi:

* The Power Of Coding
Semua hal yang menopang jalan nya mesin industri adalah hasil dari coding. Kualitas coding para sarjana harus bernilai tinggi dan kreatif. Indonesia tengah krisis programmer. Ini kata Chief Rudiantara, Menkominfo kita.

* The Power Of Speaking English
Bahasa internasional untuk diskusi coding dan aspek industrialisasi adalah inggris. Para profesional harus fasih gunakan bahasa inggris untuk menerima dan transfer ilmu.

* The Power Of Statistika
Beragama itu gunakan dalil. Maka dalam dunia bisnis dan profesi akan gunakan data. Mau scale up atau naik kelas, harus bicara berdasar data. Bukan lagi asumsi. Inilah kekuatan statistika.

* The Power Of Soft Skills
Ketiga hal diatas adalah hard skills nya para sarjana. Jika ingin sukses berkarir dan berwirausaha, harus memahami soft skills seperti kemampuan speaking, branding, berjejaring (social community) dan punya dreams (life purpose).

Seberapapun hebatnya sarjana dalam hal coding, jika tanpa ditunjang soft skills, dia akan terkurung di ruang imajinasinya sendiri, sulit berkembang. Kasus terparah dia nggak laku. Contoh coder yang laku di dunia industri adalah Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckerberg dan saya #eh.

=============
Materi diatas tersampaikan di kuliah industri STIKOM Bali pada acara STIKOMERS DAY, 5 Mei 2018. Tema acara: Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0. Didampingi doses gaul Pak Gede Sastrawangsa.

Bagikan Yuk
[addtoany]