Ajaran PSHT Musyrik ?

#Kontemplasi Tengah Malam. Menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani di mana SANG MUTIARA HIDUP bertahta. (Ajaran PSHT = Musyrik?)

PSHT

PSHT singkatan dari Persaudaraan Setia Hati Terate, sebuah perkumpulan organisasi seni bela diri pencak silat asli Indonesia. Para pendirinya adalah pahlawan perintis kemerdekaan Republik Indonesia.
(Baca: https://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Hardjo_Oetomo)

Saya dan ketiga adik adalah anggota – yang biasa di sebut warga – PSHT. Bisa bergabung ke PSHT akibat dari didikan dan lingkungan Bapak saya yang memang panutan, sesepuh dan organisatoris PSHT.

Dalam kebersamaan hidup bersama PSHT, banyak teman, saudara dan kolega yang mempertanyakan ajaran PSHT. Pertanyaan itu akibat dari melihat seremoni/ritual dan mendengar cerita saja. Namun sayang nya mereka ada yang langsung menghakimi bahwa ajaran PSHT itu sesat/musyrik.

Padahal mereka tidak pernah belajar ataupun bukanlah warga (anggota) PSHT. Secara logika, sejatinya mereka tidak berhak menghakimi sebelum merasakan sendiri. Ya apa iya?

Alangkah baiknya belajar secara utuh dari tingkatan hitam sampai putih hingga menjadi warga, kurang lebih 3 tahun masa pendidikan, agar bisa menilai.

Bagaimana bisa, baru melihat dan mendengar cuma 3 jam saja langsung bilang PSHT Musyrik? Lucu ya.

Bagi saya yang belajar dan hidup membersamai PSHT sejak tahun 1990, PSHT itu Budaya. Hasil cipta, karsa, rasa manusia. Sudah jelas siapa pencipta nya kan? Itu link nya diatas. Seorang manusia.

Hasil cipta Allah SWT, Tuhan YME adalah Agama. Panduan hidup umatNya.

Kalau musyrik? Artinya adalah perbuatan menyekutukan Allah (Tuhan). Mari saya ajak untuk bedah hasil cipta, karsa dan rasa manusia ya. Ujud nya adalah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PSHT.

“Setia Hati Terate adalah organisasi persaudaraan yang mendidik dan mengajarkan keluhuran budi. SH TERATE berasaskan Pancasila dan berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945. SH TERATE bermaksud mendidik manusia, khususnya para anggota agar berbudi luhur tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.”.

Ada kata berasaskan PANCASILA. Sudah tahu sila 1 Pancasila? Masihkah bilang Musyrik?

Oke ada yang belum yakin. Kenapa kok ada mori, cuci mori, pake kembang, 1 suro, ubo rampe, cok bakal, tumpeng beraneka ragam rupa, dupa, lilin, ayam jago, ingkung sumpah, dll.

Itu semua adalah budaya! Hasil cipta, karsa, rasa dari manusia sang pencipta PSHT!

Namun masih ada yang ngeyel bahwa itu semua simbol-simbol musyrik. Semua hal itu memang ada tujuannya. Berdasar AD/ART nya, ini:

SETIA HATI sadar dan meyakini tentang hakiki hayati itu dan akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani di mana SANG MUTIARA HIDUP bertahta.

Siapakah maksud SANG MUTIARA HIDUP itu? Itu adalah Allah SWT, Tuhan YME, Sang Hyang Widi Wasa. Gusti Allah. Tuhan Allah.

Jadi gaes, PSHT itu bukan agama namun organ budaya yang mendukung kebenaran dan keberadaan agama. PSHT adalah pelangi budaya Indonesia! Tidak lebih dan tidak lain hanyalah produk manusia dalam rangka agungkan namaNya.

Apakah turunan dari ajaran Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katholik, Kong Hu Cu tidak punya budaya yang mendukung dan memperkuat ke-esa-anNya?

Bagaimanakah dengan keberadaan tasbih? Songkok? Surban? Udeng? Sarung? Baju koko? Itu hasil budaya ataukah perintah spesifik dari Allah SWT?

Ada yang masih ngeyel bawa-bawa jihad segala. Lho barang itu kan sarana jihad di jalan Allah.

Terciptanya sarana adalah dari buah pikir manusia. Emangnya tidak boleh ciptakan sarana lain? Sarana yang sama-sama berjihad untuk Allah Tuhan Yang Esa?

Jikalau manusia tidak boleh berbudaya, maka stop mikir. Biar tidak bisa mencipta, merasa lagi. Stop pake otak. Stop hidup alias mati saja!

Ah .. besok harus membersamai workshop Smart Business Map (SBM) nya Pro Indonesia. Bobo dulu lah. Mungkin ini to be continued …. Mohon maaf bila ada salah/khilaf. Manusia hanya bisa berusaha berkreasi sesuai kemampuan otaknya, dalang dari miliaran jenis ilmu dan budaya. Kesempurnaan itu milik Allah SWT.

Ayo share

Bagikan Yuk