Hiking Gunung Pohen Bali #WisataOksigen

6 jam pendakian Gunung Pohen dari start hingga finish. Fully of joy tanpa ada target atau keburu-buru. Sekuatnya dah. Capek ya berhenti. Tapi ya nggak terlalu lama.

Gunung Pohen, Bedugul Bali

Saya baru nimbrung di teman-teman nya istri yang punya hobi lari dan hiking. Alhamdulillah sehat dan seru! Kami lakukan pendakian ke Gunung Pohen, kawasan Bedugul – Bali pada Minggu, 1 November 2020. Ya, masih masa pandemi corona covid-19. Fyuh.

Berangkat dari Denpasar pukul 06.00 WITA. Tiba di parkiran kawasan Geothermal Bedugul pukul 07.30 WITA. Tersambut oleh hawa sejuk pegunungan dan gerimis, kami persiapan dan harus pakai mantel anti air hujan.

Lokasi parkir ini dikawasan Bukit Catu. Kalau dari Denpasar, patung jagung Bedugul belok ke kiri. Kemudian belok kekanan arah kawasan Geothermal, Bedugul. Nanti ketemu Patung Ganesha dan disebelahnya ada parkiran yang luas.

Gunung Pohen, Bedugul Bali

Kami disambut oleh petugas desa yang menarik retribusi masuk kawasan gunung Pohen. Per orang kena Rp. 10.000.

Perjalanan mulai masuk kawasan hutan Geothermal yang memang diberi pagar. Jalan mendatar kurang lebih 1 km. Kemudian ketemu pertigaan yang ada patung hanoman, kami berhenti. Karena disitulah titik mulai masuk naik ke Gunung Pohen.

Ada jalan setapak yang masuk dan disambut gelab nya pepohonan. Cukup singkat kira-kira 200 an meter jalanan landai. Ini bonus. Sisanya gass, naik tanpa ada bonus sedikitpun.

Gunung Pohen, Bedugul Bali

Kami naik ke Gunung Pohen pada bulan-bulan musim penghujan. Maka jalanan setapak ke Gunung Pohen cukup basah, becek, dan licin! Kondisi jalanan lah yang membuat perjalanan pelan-pelan dan jaga jarak. Kawatir ada yang terjatuh.

Faktanya? Saya yang sering jatuh berguling-guling disaat turun gunung wkwkwk. Fyuh.

Bonus hiking yang saya dapatkan adalah oksigen yang segar. Makanya saya suka beri tagar #WisataOksigen. Kemudian suara angin yang dihasilkan dari gesekan dedaunan, mendesis dan menderu. Suara macam-macam burung dan pemandangan danau beratan yang eksotis! Plus ini jangan ditiru ya: Bonus prosotan kayak setir mobil bom-bom car wkwkwk. Ini terjadi pas turun gunung dimana saya pakai sepatu yang suka selip dan jalan becek licin, daripada saya jatuh maka sambil duduk saya meluncur kebawah, dengan alas sepatu ciptakan jalan yang mulus lusss. Padahal itu buat jalur makin licin hahaha. Duh, maaf ya.

Gunung Pohen, Bedugul Bali

Sesampai di puncak, hanya berupa tempat kecil yang cukup menampung 20an orang. Disana ada antena radio juga. Entah berfungsi atau tidak. Mungkin bisa untuk keadaan darurat.

Gunung Pohen berada di ketinggian 2063 meter diatas permukaan laut (MDPL).

Kami hanya 30 menit diatas sana dan kembali turun. Perjalanan paling menantang adalah ketika turun. Pastinya harus melalui jalur yang becek dan licin. Disinilah saya jatuh bangun berkali-kali. Maklum menopang bobot 110 kg wkwkwk.

Setelah menemukan tongkat dipertengahan perjalanan, selanjutnya aman tanpa jatuh lagi. Duh kok nggak dari tadi yaaa. Ada teman yang luapin kejengkelan karena saya bebal, “Yeeey dibilangin dari tadi mas mas, pake tongkat.” Wkakakaka.

Gunung Pohen, Bedugul Bali

Saya termasuk kategori ‘pasien’ dalam pendakian ini. Yaitu orang lambat berada di belakang wkwkwk. Ada 2 penjaga nya sebagai penyapu. Terima kasih Om Komeng dan Om Dipa yang menjaga saya.

Kisaran pukul 14.00 WITA kami sampai di parkiran kembali dan makan siang bersama.

Satu jam kemudian kami lanjut perjalanan ke Puncak Bagus untuk relaxing melihat pemandangan dua danau yaitu Buyan dan Tamblingan. Bonus lagi yang memanjakan mata dan hati 🙂

Puncak Bagus, Bedugul

Puncak Bagus ini ada di tepi jalan. Ada tempat bale-bale bengong dan meja kursi untuk nongkrong. Pemandangannya langsung melihat danau Buyan, hutan dan danau Tamblingan. Dibelakangnya ada jajaran gunung-gunung (Tapak, Lebah, dan Pohen). Memanjakan mata pokoknya! Apalagi kita bisa nyemil dan sruput minuman sesuai selera di warung seberang jalan. Komplit sudah menghibur suasana hati!

Ini dokumentasi video nya. Foto-fotonya dibawah. Terima kasih my lovely wife Shinta, Om Decy, Mbak Uci, Mbak Aisyah, Mbak Mita, Mbak Helena, Om Komeng, Om Dipa, dan Deryl.

Dokumentasi Gambar

Ayo share

Bagikan Yuk