Gaes, ini tulisan nya istri saya. Tumben-tumben nya saya share disini. Tapi ya syapa tahu berguna. Trus saya ikatkan disini supaya hari tua nanti bisa senyum-senyum sama istri hehehe. Nih baca gaes, tanpa saya edit sama sekali. Judulnya: If Someone is Controlling you. That’s Not Love.
Setelah bertahun – tahun kami menikah, saya dan suami @hendraws merasa nyaman menjalani pernikahan dengan prinsip Partnership daripada prinsip Ownership seperti kebanyakan orang lakukan. Suami dan Istri sejatinya orang lain, yg memiliki kebebasan dan hak masing2 untuk hidup, bekerja, bergaul bahkan untuk berbahagia.
Kami, merasa enjoy dan nyaman dengan berpartner dalam pernikahan. Tidak ada yg namanya pengekangan, cek ricek mencurigakan apalagi pengebirian pergaulan. Ide dan saran dan kritik tetap kita lakukan sebagai masukan dan batasan mana yg seharusnya. Jadi, tidak pula kami semau kami sendiri. Tetep punya koridor peraturan yg kami sepakati bersama.
Saya, dibebaskan untuk bepergian walaupun sendiri, kemana saja, kapan saja dan sama siapa saja tidaklah menjadi masalah. Asal, saya pamit dan jelas tujuannya dan tetap unt saling berkabar. Begitu pula Suami saya, @hendraws jika lagi diluar rumah saya menghormati apa yg beliau lakukan dengan tidak merecokinya menyuruh dia segera pulang apalagi harus video call dengan dalih *kangen* padahal cuma untuk mengecek keberadaanya. ?Weeww.. tabu sekali kami melakukan itu semua.
Bagi kami, cukup komitmen diawal bahwa kita hidup bersama untuk apa dan tentunya penjagaan yg paling utama adalah shalat kita. Bagi kami itu sudah cukup. Dan kami merasa nyaman. Tidak ada pengekangan, tidak ada buka2 hp pasangan? duhhh.. bagi kami itu kampungan sekaliiii?.
Kita pun tidak banyak membutuhkan banyak alasan. Do ur best adalah senjata andalan kami. Selebihnya pasrahkan kepada Sang Pemilik Hidup.
Cita cita kami adalah bersama sampai jannah, itu saja pegangannya. Kalau toh kenyataan berkehendak lain, kami pasrahkan semua pada Sang Khalik. Rencana dan kepastianNya pasti lebih hebad dari cita cita kami.
Buat kami, untuk apa membebani fikiran dan hati dengan urusan dunia yg tiada habisnya. Lebih baik kami berkarya, mengabdi pada keluarga dan sebisa mungkin bermanfaat untuk sekitar kita.
Kamipun punya masalah, dan kami akan terus belajar menyelesaikannya tanpa emosi. Harapan kami adalah kelak anak2 kami jauh lebih istimewa kehidupannya dr pd kami dengan membawa prinsip partnership ini.
Bagikan Yuk
[addtoany]