Seseorang memasuki apotik. Tampak disambut oleh sang pemasar, “Selamat datang Pak. Tampaknya saya lihat kurang bergairah ya Pak? Ini saya ada suplemen yang bahannya herbal dari gingseng, jahe dan madu. Bisa untuk tingkatkan stamina, jaga kesehatan dan hidup selalu bergairah“. Tampak juga sambil menunjukkan beberapa produk yang sudah sigap terbawa ditangannya.
Pemasar itu tidak sebut merk diawal percakapan. Kenapa? Karena orang yang datang ke apotik adalah ingin selesaikan masalah nya. Selesaikan diri dari sakit yang beraneka ragam.
Begitupula di dunia online. Users datang ke Google Search adalah mencari solusi atas masalah yang membelitnya.
Apakah ada yang langsung cari merk produk? Ada, namun mereka harus punya pengalaman (experience) terlebih dahulu atas penggunaan merk yang bersangkutan.
Namun jangan salah, ada yang belum tahu merk. Ada yang tidak cocok dengan merk tertentu. Ada yang selalu terus menerus mencari merk pembanding. Keywords yang dicari adalah yang bisa selesaikan masalahnya.
Misal beberapa keywords diantaranya: Obat stamina daya tahan tubuh, suplemen herbal stamina gairah tubuh, suplemen memperbesar anu dan ini, halah!
So, sharing lah dulu manfaat produk nya. Berceritalah. Bisa dengan tulisan, gambar dan video. Ingatlah bahwa users akan membaca dan mendengar terlebih dahulu sebelum memutuskan diri untuk membeli. Content is the king!
Itulah beberapa poin yang saya sampaikan di seminar Pemasaran Farmasi di Era Digital di Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, yang mengundang saya sebagai narasumber pada Sabtu 21 April 2018 silam. Semoga membawa manfaat. Terima kasih.
Bagikan Yuk