Membedah Mencintai Dengan Sadis

Sebelum meluncurkan buku “Mencintai Dengan Sadis”, sang penulis Mas Daniel Prasatyo (@daprast) berbagi kepada peserta kelas Akademi Berbagi Bali tentang pondasi-pondasi dalam menjalin hubungan dengan pasangan. Hal itu terlaksana di Restoran Oen Pao, Denpasar pada Minggu jam 4 sore, 15 April 2012.

Cinta tempat nya di hati. Pertama kita melihat dulu, ada chemistry, turun ke hati. Kekaguman isinya di otak. Karena kita selalu punya alasan utk kagum.
Nafsu/desired kadang tempatnya nggak tahu, bisa di hati dan di otak. Dalam nafsu tidak ada cinta. Jika bicara tentang ego, dialah tempatnya hawa nafsu. Apakah ego selalu jelek ? Tidak juga.

Namun jika ego itu lebih ke arah negatif maka merugikan. Maka ada ego positif dan negatif (silahkan dikaitkan dengan keyakinan masing-masing).

Dalam membina hubungan, ketiga-tiganya harus selalu seimbang, cinta, kekaguman dan nafsu.

Bisakah hubungan itu dimulai tanpa cinta?. Bisa. Generasi lama banyak yg menikah tanpa adanya cinta. Cinta itu bisa tumbuh. Cinta itu bisa diadakan.

Salah satu tanda Cinta itu memudar adalah saat kita sudah mulai perhitungan/menuntut dgn pasangan.

Mencintai adalah memberi cinta, mencintai itu satu arah saja. Maka hubungan yg paling indah adalah saling mencintai.

Aku mencintai kamu, artinya aku memberikan hak sebagian diriku kepadamu … #sadis.

Setelah Mencintai, hal yang ada selanjutnya adalah komitmen. Trus apa lagi? Yaitu, saling memberi kepercayaan dan saling terbuka.

Ada yg lebih penting dari 3 hal diatas, yaitu komunikasi. Disinilah proses membangun hubungan berlangsung.

Marah-marah, habisin energi, timbulkan bad mood. Negatif 🙂

Cemburu itu wajar, karena kita manusia. Namun awalnya cemburu adalah dari ego. Cemburu muncul dr rasa insecure. Namun sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Begitupula cemburu, kalau kebanyakan artinya tidak ada kepercayaan.

Sadis dalam mencintai adalah lebih kepada mematahkan ego, sehingga menghasilkan hubungan yang bijaksana dan harmonis. Marah-marah hanya akan melahirkan perlawanan tiada akhir.

Oke nantikan kelas Akademi Berbagi Bali berikutnya. Follow twitter nya : @akberbali

Terima kasih untuk Tuhan YME, kemudian mas Daniel Prasatyo, Restoran OenPao dan para peserta, sehingga kelas Akademi Berbagi ke 5 bisa terwujud.

Foto oleh @dedidolrased dan @viar

Bagikan Yuk
[addtoany]