Ulang Tahun Sekolah yang terlalu Mainstream

Keren ya? Ulang tahun SMAN 2 Denpasar yang ke 50 tahun! Golden Age, Golden Moment, Golden Future. Selamat! Gebyar itu disapih suara merdu Isyana Sarasvati, artis Jakarta! Berdentum di GWK, Garuda Wisnu Kencana! Dan, ada tiket masuknya lho Rp. 150.000. Artis-artis Bali pun turut semarakkan ultah RESMAN yang terselenggara 1 Agustus 2015. Silakan para alumni RESMAN bisa merapat kesana. Almamatermu bro!

resman

Yang membuatku gagal faham adalah, manfaat bagi siswanya. Apa yang mereka dapatkan ketika pihak sekolah mewajibkan iuran Rp. 300.000 untuk sukseskan ulang tahun ke 50 itu? Dengan jumlah 1300 siswa, estimasi sejumlah dana Rp. 390.000.000 + dana dari HTM bakal membuai kalbu. Kalbu siapa? Entah.

Apakah bangga yang didapat? Cerita di lini masa hidup? Sungguh aku pribadi blum faham. Teringat cerita salah satu siswa disana yang malas untuk pergi ke perpustakaannya sendiri karena isinya cuma buku-buku pelajaran saja. Menurutku, salah satu organ vital pendidikan adalah perpustakaan! Ah, aku nonton Isyana di Youtube ajalah, Tetap dalam jiwa.

Bagiku, ulang tahun dirayakan dengan selebrasi di panggung tuh sudah umum, terlalu mainstream. Heran nya, selalu digunakan terus konsep seperti ini. Buanglah duit untuk konsep lain yang topiknya mendidik dan akhirnya membangun.

Masa SMA, bagiku masa yang ababil, tanpa arah yang jelas. Ini yang kurasakan ketika lulus dari SMA yang belum tahu harus berbuat apa dan parahnya belum tahu harus memilih jurusan apa untuk kuliah. Ini beda dengan SMK yang memang sudah ada penjurusan. Setelah lulus siswa SMK tahu harus meneruskan bidangnya. Lha kalau SMA?

Menurutku yang paling masuk akal adalah memberikan pengalaman profesi masa depan. Bisa juga memberikan asupan mentalitas yang kuat semasa di SMA. Kegiatan-kegiatan yang bersifat motivasi bisa memberikan nilai tambah ke mereka. Semisal undang Rhenald Kasali atau undang Anis Baswedan di acara ulang tahun akan beri mindset yang bagus buat anak-anak SMA. Ada pula pakar-pakar mindset lain yang bisa bicara semisal Ari Ginanjar pakar ESQ. Pokoknya bangun mentalitas lah.

Apa yang terjadi di RESMAN juga mungkin terjadi di sekolah-sekolah lain. Bernyanyi dan pagelaran hiburan lainnya. Anak-anak SMA sudah dibombardir dengan kegiatan hedonis, hiburan, entertainment, joged-joged, cikibum-bum, dan tuh ada 2 Disk Jockey (DJ) yang akan membakar ‘syahwat’. Apa yakin pihak sekolah memastikan pagelaran itu bebas miras dan narkoba? Maka mindset apa hasilnya dari pagelaran itu? Silakan mikir sendiri.

Anyway, selamat ulang tahun ke 50 RESMAN! Semoga kau selalu bisa menjadi instrumen pencerdas bangsa!

 

Bagikan Yuk
[addtoany]