Kolaborasi Mahasiswa Dan Internet Marketing UKM Desa Sukawati

Akhirnya di seminar barusan saya bisa omong tepat sasaran seperti ini, “Setelah memahami alat-alat internet marketing, Bapak Ibu sekalian jangan pusing mikir HTML, PHP, Desain Web, Cara buat Fanspage, IG, video, dll. Segera gandeng dan datangi mahasiswa. Biar mereka mikirin secara teknis nya. Bapak Ibu sekalian cukup pikir taktik internet marketing saja.”

Internet Marketing di Desa Sukawati - Bali

Tepat sasaran karena peserta nya adalah masyarakat pelaku UKM dan mahasiswa IT dari STMIK Primakara. Pada banyak seminar sebelumnya, biasanya hanya pelaku UKM saja yang jadi peserta nya.

* Buat Website Semakin Mudah

Pertama kali saya belajar buat website sekitar tahun 2002. Setahun kemudian baru berani buka bisnis pembuatan website (web development) dengan bendera usaha bernama Bali Orange Communications (baliorange.net).

Pada kisaran tahun itu, kalau mau belajar website harus melalui buku dan internet. Masih jarang ada kursus website, apalagi workshop internet marketing. Sekolah umum ataupun universitas masih belum ada mata kuliah pemrograman website.

Seminar Internet marketing di Desa Sukawati - Bali

Banyak bertebaran buku tentang belajar website gunakan program Microsoft Frontpage dan Macromedia Dreamweaver (pada perkembangan selanjutnya berubah nama jadi Adobe Dreamweaver). Ada pula program animasi berbasis web bernama Macromedia Flash. Saya fokus pada program buatannya Microsoft.

Disaat tahun-tahun itulah profesi web designer booming dan mahal biayanya. Sangat jarang orang atau generasi muda bisa buat website.

Pengguna internet makin banyak. Website pun makin ramai digunakan sebagai bisnis. Mungkin medio tahun 2005 institusi pendidikan menengah (SMK) dan pendidikan tinggi (Sekolah Tinggi dan Universitas) mulai membuka jurusan keilmuan pemrograman web atau pemrograman berbasis internet.

Beberapa tahun kemudian, para siswa dan mahasiswa mulai memahami dan pintar buat website. Kemudian, banyak bermunculan aplikasi pembuatan website yang instan di seluruh dunia. Contohnya aplikasi Mamboo, WordPress, Joomla, Drupal, dan lain sebagainya.

Saya banyak saksikan perusahaan atau unit usaha yang menjual jasa pembuatan website mulai gulung tikar. Karena harga yang mereka tawarkan sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman dimana ilmu website sudah jamak difahami oleh anak-anak sekolahan dan kuliahan.

Perusahaan tersebut juga hadapi tantangan munculnya program-program pembuatan website instan yang saya sebutkan diatas. Informasi cara belajar nya banyak dibukukan dan banyak bertebaran di internet. Maka masyarakat makin mudah menemukan cara belajar buat website.

Saya pribadi bersyukur bahwa layanan bisnis BOC tidak hanya buat website saja. Ketika jasa pembuatan website makin banyak dan harus rela berbagi pasar, saya masih bisa bisnis hosting Indonesia dan pendaftaran domain name. Dua produk ini tidak semudah ketika mempelajari website. Pun tidak semua anak sekolahan atau kuliahan bisa jalankan bisnis ini.

* Tidak Semua Orang Punya Kesabaran Buat Website

Meski saat ini buat website mudah namun tidak semua orang punya waktu dan kesabaran untuk membuatnya. Kadangkala mental blok orang masih bercokol kuat bahwa buat website itu harus indah dan bagus. Dimana dua hal itu subyektif dan relatif dimata konsumen.

Internet marketing bagi UKM Desa Sukawati - Bali

Saya pribadi pun banyak saksikan para generasi muda pembuat website dan konsumen yang buat website terjebak dalam perdebatan. Bahkan ada yang berujung pertengkaran karena website nya tidak sesuai harapan.

Ujungnya? Website tidak selesai dan ada traumatik dari pelaku bisnis tentang kehadiran website. Kadangkala pelaku bisnis ingin website nya indah agar mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Padahal itu ego dari pebisnis. Kadangkala bukan kebutuhannya konsumen.

Konsumen ingin nya menemukan informasi atau barang secara cepat. Ketika konsumen mencari (sourcing), itu ingin selesaikan masalahnya. Mayoritas konsumen mencari informasi itu di mesin pencari. Dalam hal ini Google Search yang mayoritas digunakan.

Dalam perjalanan saya memahami mesin pencari, utamanya Google, simbah ini tidak menilai keindahan website sebagai faktor rangkingnya.

Google akan membaca text di website pebisnis. Google itu tidak bisa melihat indah nya pemandangan dan tidak bisa merasakan lezat nya makanan. Tidak bisa melihat indahnya sebuah website! Gambar, Video dan Audio itu tertulis sebagai text (nama file) dalam website. Nah!

Anak sekolahan dan kuliahan mempelajari teknis cara buat website. Mereka diajari dan praktek membuat website yang indah dan efektif di mata mesin pencari. Begitupula mereka memahami psikologi users dalam operasikan website. Sehingga mereka mampu menciptakan website yang user friendly.

Maka di seminar yang berkaitan dengan internet dan digital marketing, saya selalu ajak pebisnis untuk gandeng para anak-anak sekolahan ataupun kuliahan untuk berkolaborasi.

Presentasi Internet marketing bagi UKM Desa Sukawati - Bali

Anda (pebisnis) pikirkanlah taktik pemasaran online, sedangkan urusan teknis website serahkan kepada anak SMK atau Kuliahan. Datang saja ke kampus mereka dan curhat. Saya yakin civitas akademia kampus akan senang bisa menerapkan ilmunya.

Gitu ya. Yuk pebisnis, ajak mereka, anak-anak SMK dan Kuliahan agar menjuara!

Ajakan saya yang tepat sasaran itu mengemuka ketika STMIK Primakara mengundang saya sebagai narasumber Seminar dan Pelatihan E-commerce dan Digital Marketing bagi masyarakat Desa Sukawati pada Sabtu, 3 November 2018. Semoga manfaat ya.

Spanduk Seminar Internet marketing untuk Desa Sukawati - Bali

Sertifikat Pembicara di Desa Sukawati - Bali

Bagikan Yuk
[addtoany]