Ambisi Bill Gates Menumbangkan Google, Yakin Satukan Microsoft – Yahoo

billgates.jpgGurita bisnis Microsoft Corporation boleh saja merajai pasar produk perangkat lunak dunia. Namun, portal web (mesin pencarian internet) yang paling bersinar di dunia maya tetap dipegang oleh Google Inc. Mimpi produsen perangkat lunak itu untuk memperluas sayap bisnisnya ke dunia maya selama ini memang belum terlaksana dengan nyata. Tak dinyana, mimpi itu bisa segera menjadi nyata. Sebab, Yahoo Inc., rival Google Inc. sedang didera persoalan finansial sehingga membuka peluang bagi Microsoft untuk membelinya.

Dana yang dipatok untuk meluluskan mimpi Bill Gates, pendiri Microsoft, itu kabarnya mencapai USD 42 miliar (sekitar Rp 386,4 triliun). Perkawinan dua perusahaan penyedia jasa pencarian internet itu dapat menjadikan Microsoft-Yahoo situs paling kokoh abad ini.

Keinginan Microsoft untuk membeli Yahoo itu diutarakan pada sebuah momen penawaran lepas yang diajukan pada Jumat (1/2). Tawaran tersebut menunjukkan besarnya keinginan perusahaan yang bermarkas di Washington itu untuk memonopoli para pengguna komputer di dunia. Dengan jaringan anak perusahaannya yang beranak-pinak, boleh jadi upaya Gates untuk terlibat dalam setiap interaksi manusia dengan komputer segera terwujud.

Bagi Yahoo, tawaran pahit itu akhirnya menguak betapa buruk manajemen perusahaannya sehingga harus siap bersanding dengan Microsoft yang selama ini menjadi pesaing bisnisnya. Proses itu lambat laun mulai memengaruhi harga saham Yahoo di pasar dunia yang memang terjun bebas.

Walaupun Microsoft masih dapat diandalkan sebagai salah satu perusahaan di bidang teknologi terbaik dunia, namun mereka mengakui bahwa masa depan dunia internet sangat potensial untuk disemai dan dipanen secepatnya. Mata Bill Gates tampak mulai berani melirik keuntungan dari pengguna web yang hanya ingin mendapatkan layanan-layanan gratis dari internet.

pengen_punya_website.gif

“Microsoft harus bisa menyukseskan tawaran ini. Ini adalah peperangan yang harus dimenangkan oleh Microsoft,” kata peneliti AMR, Jonathan Yarmis, menanggapi tidak adanya jaminan yang diberikan Yahoo terhadap tawaran Microsoft tersebut.

Dalam sebuah konferensi pers, Pimpinan Eksekutif Microsoft Steve Ballmer mengindikasikan bahwa pihaknya tidak akan menerima penolakan dari portal web yang diakses lebih dari 80 juta pengunjung tiap bulan itu. Tahun lalu, Microsoft juga sempat gagal meminang Google karena sejumlah hal teknis. Memori tersebut rupanya justru membuat Microsoft semakin tertantang untuk mengakuisisi Yahoo. “Keputusan (penawaran, Red) ini sudah melalui proses panjang dan berliku,” kata Ballmer. “Kami yakin bahwa jalur ini adalah takdir bagi Microsoft dan Yahoo,” tegasnya optimistis.

Agaknya tekanan yang cukup intens kini sedang mendera Yahoo. Sebab, bagaimanapun permasalahan finansial perusahaan itu sudah cukup akut dan mempengaruhi pasar saham. Tawaran tertinggi yang diajukan Microsoft untuk mereka adalah senilai USD 44,6 miliar (sekitar Rp 410.3 triliun).

Situs pencarian internet atau lebih dikenal sebagai search engine semakin populer di kalangan peselancar, browser, dunia maya. Bagaimanapun, panduan untuk menemukan situs yang dinginkan peselancar dunia maya akan sangat tergantung pada fungsi search engine seperti Yahoo dan Google.

Microsoft mulai membuka mata terhadap ladang bisnis potensial tersebut setelah banyak ahli memprediksi dalam dua sampai tiga tahun ke depan makin banyak orang yang tergantung pada internet dan mengalahkan televisi. Terutama, dalam hal hiburan dan belanja. Tren tersebut diprediksi akan menghasilkan perputaran uang lebih dari USD 80 miliar (sekitar Rp 736 triliun) untuk iklan online pada sebuah perusahaan web portal di 2010. Jumlah itu meningkat dua kali lipat pada prediksi USD 40 miliar tahun lalu.

“Saat ini yang terjadi adalah saling gertak dengan penawaran masing-masing untuk menyingkirkan para rival potensial,” kata James Owes seorang profesor di Universitas Negeri Georgia. (AP/AFP/zul/ami)

Minimalisir Monopoli, Kongres Gelar Hearing

Persoalan jual-beli bagi perusahaan besar sekelas Microsoft memang tak semudah membalik tangan. Walaupun masih berupa “tawaran”, Komisi Hukum Kongres Amerika Serikat (AS) telah merancang hearing minggu depan untuk mengumpulkan data dan fakta terkait menuver bisnis gurita perusahaan teknologi itu. Setelahnya, barulah Microsoft bisa melanjutkan penawarannya untuk membeli Yahoo dan mempersiapkan diri guna bersaing dengan Google.

Jadwal hearing Komisi Hukum Kongres AS ditetapkan pada tanggal 8 Februari pekan depan. Itu ditempuh setelah Microsoft memantapkan tawarannya pada posisi USD 44,6 miliar (sekitar Rp 411 triliun). “Tawaran Microsoft itu merupakan isu teknologi terbesar yang akan kami tangani karena menyangkut tata kelola jaringan internet di masa depan nantinya,” kata anggota kongres John Conyers dan Lamar Smith dalam pernyataan tertulis.

Dalam hearing nanti, para anggota Kongres AS akan mendengarkan keterangan dari beberapa pihak terkait dan sejumlah ahli untuk merumuskan kebijakan mereka. Hal itu ditempuh untuk meminimalisir upaya monopoli dan demi persaingan bisnis internet yang lebih kompetitif. “Komisi Hukum akan mencari kejelasan agar dapat merumuskan prinsip fundamental persaingan kompetitif,” lanjut mereka dalam statemen tertulis itu.

Conyers yang merupakan wakil Partai Demokrat dari Negara Bagian Michigan, saat ini memegang posisi sebagai ketua Komisi. Sedangkan Smith adalah konstituen Partai Republik asal Texas. Smith yang juga anggota Komisi Kebijakan Khusus untuk Persaingan Usaha Kompetitif berjanji akan melakukan pemeriksaan khusus dan komprehensif pada rincian rencana Microsoft itu.

Yahoo kini masih limbung dengan keputusan apakah akan menerima pinangan Microsoft itu atau tidak. Namun sejumlah analis percaya bahwa tawaran itu sudah cukup membuat petinggi Yahoo tergoda karena harga itu sudah sangat pantas. Pembuat kebijakan AS pun diyakini akan sulit menemukan celah dalam deal bisnis yang bernilai miliaran dollar AS itu.

Tampaknya Yahoo akan menawarkan Microsoft kemampuan terbaiknya di jaringan internet sebagai mesin pencari situs dengan performa optimal. Bagaimanapun popularitas Yahoo di benak para penggila dunia maya sudah cukup meyakinkan dan membuat Microsoft bergeming dari tawaran itu.

Bisa ditebak antusiame Microsoft itu ternyata tak lepas dari tantangan Google untuk bersaing di dunia cyberspace. Pada tahun 2006, Google membeli situs video online YouTube senilai USD 1,65 miliar (sekitar Rp 14,7 triliun). Tidak lama, pada 31 Oktober 2006, Google mengumumkan bahwa mereka juga telah mengambil alih JotSpot, sebuah pembuat teknologi wiki untuk situs web sejenis. Tanggal 13 April 2007, Google mencapai persetujuan untuk membeli DoubleClick. Google setuju untuk membeli perusahaan tersebut senilai USD 3,1 miliar (sekitar Rp 28 triliun) Kini semua anak perusahaan Google itu semakin tren diakses browser dunia.

Langkah Google yang paling mencolok mata Microsoft adalah pada tahun 2005. Saat itu, Google bekerjasama dengan perusahaan dan agensi pemerintah untuk menguatkan produksi dan layanannya. Google pun kerjasama dengan NASA Ames Research Center untuk membangun perkantoran seluas 1.000.000 kaki persegi (93.000 meter persegi). Lokasi itu akan digunakan untuk bekerja pada proyek penelitian yang melibatkan manajemen data skala-besar, nanoteknologi, komputasi terdistribusi, dan industri luar angkasa.

“Google mulai melintasi batas Microsoft, dan ini hanya soal waktu saja sebelum perusahaan itu bereaksi,” ujar seorang analis jaringan internet Kimberly DuBord. (AFP/zul/ami)

Sumber : Jawa Pos

domain_name.gif

Bagikan Yuk
[addtoany]