Biasakan diri Hijrah

Lahir di dusun Jogodayoh, Desa Jabon, Kecamatan Puri. Umur 2th pindah rumah ke dusun lain masih di satu desa.

Usia 4th harus pindah lagi ke perumahan dinas Pertanian di Desa Mojolebak, Kecamatan Jetis. Usia 5th ternyata harus pindah lagi ke rumah dinas guru di Desa Kupang bagian utara, masih di kecamatan yang sama. Setahun kemudian, harus pindah lagi ke rumah dinas guru di Desa Kupang bagian selatan. Habiskan masa SD di desa itu.

Menginjak SMP, harus berani sekolah di kota. Ya, Kupang itu sebuah desa 7 km utara dari kota Mojokerto. SMPN 1 Mojokerto adalah masa cinta monyet itu bersemi yg akhirnya berakhir sendu tertolak via telp koin.

SMAN Sooko jadi persinggahan berikutnya. Masih berjumpa dgn si cinta monyet walaupun hanya bisa mengedipkan mata dalam masa yg lama. Kelas 2 harus pindah lagi ke Pondok Teratai, sebuah perumahan di Desa Sooko, Kecamatan Sooko.

Cinta monyet itu berhasil terdekapkan diri pada akhir masa SMA. Walaupun akhirnya lepas lagi ketika diri ini harus hijrah ke Universitas Udayana Bali.

Sekarang, cinta monyet itu berhasil tertangkap. Menjadi abadi dalam dekapan jiwa dan raga, terikat suci abadi selama-lamanya.

InshaAllah semuanya karena The Power of Hijrah. Wallahu A’lam.

“Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 100)

Bagikan Yuk
[addtoany]