Mengapa dua insan manusia bisa menikah? Karena sebelumnya, mereka JATUH CINTA. Kenapa rumah tangganya bahagia dan langgeng? Apakah karena selalu JATUH CINTA?
Ternyata bukan. Bisa bahagia dan langgeng karena mereka BANGUN CINTA.
Sebelum membahas JATUH CINTA dan BANGUN CINTA, apa sih CINTA itu?
Menurut para ahli, CINTA adalah emosi ketertarikan yang sangat mendalam, sehingga mempengaruhi rasa, pikiran, dan tingkah laku.
JATUH CINTA itu mudah bin gampang, hitungan menit juga bisa. Manusia yang JATUH CINTA, akan BUTA, BISU, dan TULI dengan keburukan pasangan.
Dalam agama Islam, yang tidak mengenal pacaran, CINTA adalah keikhlasan. Ikhlas menerima apa adanya dan bersiap ibadah (karena Allah SWT) dengan menjalani pernikahan.
Maka, mulailah berfikir, atas dasar apa JATUH CINTA kepada pasangan itu? Karena nafsu atau niatan suci. Cinta suci melahirkan nilai keikhlasan. Ikhlas dengan fisiknya, statusnya, kepribadiannya, masa lalunya.
Setelah akad nikah atau prosesi pernikahan selesai, dua insan manusia itu akan meniti perjalanan panjang kehidupan. Tentunya penuh dengan tantangan. Dua insan manusia akan saling tahu sama lain. Tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.
Hidup bersama dengan interaksi 24 jam/hari, 7 hari dalam seminggu, semua kekurangan dan kelebihan akan terungkap.
BANGUN CINTA
Kelebihan masing-masing pasangan akan selalu buat JATUH CINTA, kekurangan berpotensi ciptakan kejengkelan. Maka diperlukan BANGUN CINTA ketika menemukan kekurangan pasangan.
Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan bersama-sama mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.
Cinta yang bijaksana tak menyimpan uneg-uneg, walau ada beberapa hal sensitif untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah sex.
Sesensitif apapun masalah itu, pasangan perlu membicarakan agar kejengkelan tidak berlarut. Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah masing-masing bisa saling memperhitungkan perasaan.
Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.
Apakah kondisi ini bisa diperbaiki?
Tentu saja bisa. Ada penambahan satu unsur dalam BANGUN CINTA, yaitu SAYANG. Apa itu sayang? Menurut kamus Oxford, sayang adalah sebuah perasaan lembut berbalut ketulusan atau tidak mengharapkan balasan.
Untuk mencapai ketulusan dan tanpa pamrih, hanya bisa dengan pengorbanan. Maka singkatnya SAYANG adalah pengorbanan.
Masalah keuangan, orang tua, keluarga, anak atau sex akan selesai dengan adanya saling memahami, korbankan ego.
Saat masing-masing mengingat KOMITMEN awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan?
Mencari teman hidup memang memulainya dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.
Mau punya teman hidup? Jatuh cintalah.
Tetapi sesudah itu?
Bangunlah cinta. Jagalah KOMITMEN awal dengan KASIH SAYANG.
1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari istri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita.
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.
2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua si gadis, tapi meminta kepada ALLAH/TUHAN melalui wali si gadis.
3. KETIKA MENIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan negara, tetapi menikah di hadapan ALLAH/ TUHAN.
4. KETIKA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tetapi juga semak belukar yang penuh onak & duri.
5. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.
6. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada suami/istri dan anak Anda, tetapi cintailah istri atau suami Anda 100% & cintai anak-anak Anda masing-masing 100%.
7. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada istri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan Anda.
8. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai & lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.
9. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.
10. KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
11. KETIKA ADA ‘PIL’/ Pria Idaman Lain.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.
12. KETIKA ADA ‘WIL’/ Wanita Idaman Lain.
Jangan dituruti, cukuplah istri sebagai pelabuhan hati.
13. KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.
14. KETIKA INGIN LANGGENG & HARMONIS
GUNAKANLAH FORMULA 7K
Ketakutan akan Allah / Tuhan
Kasih sayang
Kesetiaan
Komunikasi dialogis
Keterbukaan
Kejujuran
Kesabaran
Meski kita telah menikah dengan orang yang benar (tepat), tetapi kalau kita memperlakukan orang itu secara keliru, maka kita akhirnya akan mendapatkan orang yang keliru. Kebahagiaan dalam sebuah pernikahan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan.
Pernikahan bukanlah tanaman bunga mekar harum semerbak yang sudah jadi. Pernikahan adalah lahan kosong yang harus kita garap bersama-sama.
Tidak cukup hanya dengan memilih dan menikah dengan orang yang tepat, tetapi jadilah pasangan yang TEPAT, yang memperlakukan pasangan kita dengan TEPAT pula.
Kita juga harus yakin kalau kita tidak salah memilih pasangan hidup. Kalau TUHAN sudah mengizinkan pernikahan itu terjadi, maka itu berarti Tuhan mempercayakan tanggung jawab rumah tangga itu kepada kita dan pasangan kita.
Berbuatlah sesuai dengan apa yang telah engkau janjikan di hadapan TUHAN dan Imam, untuk tetap setia dan saling mengasihi dalam segala keadaan.
MENIKAH DENGAN ORANG YANG BENAR (ATAU SALAH), ITU TERGANTUNG DARI “CARA” KITA MEMPERLAKUKAN PASANGAN.
Manusia cenderung lebih pintar menilai orang lain daripada memeriksa diri sendiri. Padahal, ketika satu jari menunjuk kepada orang lain, empat jari yang lain mengarah ke diri sendiri. Jangan suka menghakimi tetapi baiklah kita saling mengasihi.
Pernikahan adalah tiket 1x jalan, jadi pastikan bersama pasangan kita menuju tempat yang lebih baik dari saat ini. Pernikahan adalah tempat dimana kita dituntut menjadi dewasa & salah satu tanda dewasa adalah SIAP memikul tanggung jawab.
Pernikahan bukan masalah feeling suka tidak suka, tapi tentan komitmen. Masalah dalam pernikahan biasanya karena kita tidak memahami perbedaan pria dan wanita.
Jangan tuntut pasangan untuk berubah, kitalah yang harus berubah lebih dulu.
#SelfReminder #TolakSelingkuh
Bagikan Yuk