Kerupuk Rambak Sapi Online dan Offline

Pernah makan kerupuk rambak sapi ?. Kerupuk ini biasanya dimakan bersama makanan utama sebagai penambah selera makan. Biasanya, dimakan bersama menu makanan padang, soto, nasi pecel, sate ayam/kambing dll. Bisa juga sebagai camilan, tapi harus siap sedia air jika tidak ingin rambak itu memacetkan tenggorokan Anda.

Rambak, camilan ini terbuat dari lemak kulit sapi. Sedangkan kulit sapi sendiri terlalu berharga untuk dibuat rambak dan memang tidak bisa untuk dimakan. Salah kaprah kalau rambak terbuat dari kulit sapi. Agar bisa menjadi kulit, lemak-lemak yang menempel pada kulit sapi perlu dipisahkan. Nah, daripada dibuang, lebih baik dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai. Maka lahir lah rambak, makanan yang sehat, bergizi, gurih dan lezat.

Kenapa saya begitu menggebu mengulas tentang rambak ?. Hal ini tidak lepas dari kegiatan baru yang saya tekuni sebagai bisnis sampingan. Terinspirasi dari keadaan Bu Kadek, pembantu kantor kami yang mayoritas ‘menganggur’ setelah bersih-bersih kantor dan melayani anak-anak Bali Orange. Hampir 2 tahun bersama kami, Bu Kadek meluangkan waktu nganggur nya untuk membuat banten sambil menonton infotainment. Jadi, kalau ingin tahu berita terkini tentang selebritis Indonesia, cukup tanya Bu Kadek hahaha.

Akhirnya ada ide untuk memanfaatkan waktu luang Bu Kadek dengan kegiatan yang bisa menambah pendapatan namun tidak ketinggalan berita selebritis Indonesia, yaitu menggoreng kerupuk rambak dan dibungkus untuk dijual di warung-warung sekeliling kantor Bali Orange. Lagian, mayoritas saya kenal dengan beberapa pemilik warung itu, jadi gampang untuk lobi memasukkan kerupuk rambak buatan Bu Kadek. Selanjutnya, Bu Kadek yang akan keliling memasarkan rambak ke warung-warung lain.

Bu Kadek membungkus kerupuk rambak siap saji kedalam plastik ukuran 1/2 kg dengan harga jual Rp. 1.500/bungkus. Ada juga rencana membungkus kerupuk tersebut dalam kemasan plastik 2 kg dengan harga jual Rp. 9.000/bungkus. Untuk sementara kerupuk rambak kemasan plastik 1/2 kg dijual dalam 1 paket kemasan isi 11 bungkus seharga Rp. 15.000. Jadi, 1 paket berisi 11 bungkus dijual Rp. 15.000.

Jualan kerupuk rambak menjadi kegiatan sampingan yang cukup unik bagi saya. Pada sabtu sore, 9 Mei 2009, Bu Kadek sudah menghasilkan 7 paket kerupuk rambak. Malam harinya, saya sengaja terjun langsung membawa 5 paket. 1 paket dah deal di warung sebelah kantor. 2 paket begitu mudah saya taruh di warung tempong (depan kantor harian Nusa Bali), karena kenal dengan pemilik warungnya hehehe. 2 paket selanjutnya begitu sulit bagi saya untuk meyakinkan pengelola warung. Dari 5 warung, 3 menolak. Fyuh … akhirnya jadi faham bagaimana sulitnya jualan kerupuk hahaha.

Tapi saya senang, ada pengalaman yang sangat berarti dalam marketing offline. Kemampuan untuk meyakinkan calon pelanggan di bidang kuliner ternyata beda dengan bidang IT. Ada satu hal lagi yang membuat saya tambah semangat yaitu, mendapatkan telpon dari pemilik warung nasi tempong pada malam hari 10 mei 2009. Dengan setengah berteriak, Ibu Nur pemilik warung bilang, “Hey .. rambakmu habis nih, cepet setor lagi rambaknya“. Gilaaa … warung tempong memang mak nyuss. Langsung saya antarkan 2 paket lagi. Kapan-kapan buat posting soal warung tempong Hayam Wuruk akh ….

Sekarang, saya lagi bereksperimen dan berusaha memasarkan rambak sapi ini secara online, menyusul kesuksesan memasarkan kerajinan kapal secara online. Walau hasilnya masih belum seberapa, tapi puji syukur kepada Allah SWT bahwa internet marketing membuktikan eksistensinya !.

Hayo, sapa yang mau beli kerupuk rambak sapi ? Biar Bu Kadek yang akan mengirimkannya buat Anda. Hehehehe. Kerupuk rambak sapi yang diberi nama “Melu Snack” rasanya gurih, bergizi, renyah dan export quality.

Semangat … semangat !!!! ….

Ayo share

Bagikan Yuk