Matur Thank You Julia Roberts

Julia Roberts artis terkenal seantero dunia, sekarang ini sedang syuting film di Bali. Waw, hal yang menggembirakan bagi masyarakat Bali dan Indonesia pada umumnya. Karena nantinya, melalui film yang berjudul “Eat, Pray, Love” itu Bali akan menjadi salah satu latar alur cerita kehidupan Julia Roberts.

Bagi saya, kehadiran Julia Roberts adalah anugerah untuk Bali, karena kedatangannya tanpa adanya proposal, bahkan tanpa keluar biaya sepeserpun dari pihak Bali (bahkan Indonesia). Jadi, saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada Julia Roberts, aktor Javier Bardem, dan pengarang novel “Eat, Pray, Love” Elizabeth Gilbert yang menjadikan Bali sebagai salah satu latar cerita.

Dampak kedatangan Julia Roberts adalah promosi bagi Bali ke dunia internasional. Jutaan penonton di seluruh dunia akan mengetahui Bali dalam film tersebut. Peristiwa ini sama seperti dampak film Lord of The Rings bagi masyarakat Selandia Baru (New Zealand), sebagai tempat latar film itu dibuat. Akhirnya kunjungan ke negara tersebut meningkat tajam. Semoga film yang dibintangi oleh Julia Roberts ini mampu mendongkrak promosi wisata Bali dan berimbas kepada bidang-bidang kehidupan lainnya. Amin.

Menurut Dahlan Iskan, CEO harian Jawa Pos, Bali sungguh beruntung mendapatkan promosi gratis oleh artis ternama sekelas Julia Roberts. Mengingat Malaysia saja harus menghabiskan dana besar agar “Gedung Jagung” (baca: menara kembar Petronas) yang menyandang gelar sebagai gedung kembar tertinggi di dunia itu bisa menjadi latar belakang atau setting film Entrapment, yang dibintangi aktris Catherine Zeta-Jones dan aktor Sean Connery, salah satu bintang film James Bond. Padahal, dalam film itu, Gedung Jagung hanya kelihatan beberapa kilas. Bali juga pernah mendapat promosi melalui penyanyi Filipina, Maribeth, dengan lagunya Denpasar Moon. Namun, lagu itu tidak mendunia.

Jika menilik latar belakang pembuatan film yang dibintangi oleh Julia Roberts, tidak lepas dari sebuah novel yang hadir terlebih dahulu pada tahun 2006 berjudul : “Eat, Pray, Love” karangan Elizabeth Gilbert. Seperti dipaparkan Bapak Dahlan Iskan, cover novel itu sendiri sudah menarik: tulisan Eat-nya meng­gunakan keju. Pray-nya menggunakan untaian tasbih atau rosari. Love-nya menggunakan rangkaian kelopak bunga anggrek. Novel tersebut telah masuk dalam daftar buku terlarisnya The New York Times. Itulah novel yang meski di­tulis pada 2006, tapi masih terus menjadi per­bincangan di Amerika. Terutama di kalangan yang khusus ini: wanita, umur 30-40-an tahun, mapan, dan berstatus janda. Jumlah mereka ini tidak kecil di AS mengingat kebiasaan cerai dan menjadi single mother sangat umum di sana.

Novel itu memang berkisah mengenai wanita pada umur yang mudah goyah tersebut. Kegoyahan yang berakibat pada gangguan kejiwaan yang sangat berat. Liz, yang akan diperankan oleh Julia Roberts, seperti layang-layang putus setelah bercerai dari suaminya. Dia begitu benci kepada suaminya itu sampai-sampai dia menolak kata-kata bijak “kalau engkau mau mengetahui lebih banyak tentang suamimu, maka ceraikanlah dia”. Dia benar-benar bercerai justru karena ingin berhenti mengetahui lebih jauh mengenai suaminya.

Sebagai orang Kristen KTP, dia memang percaya Tuhan. Tapi, dia merasa belum pernah bisa bertemu Tuhan. Sampai-sampai dia ragu bagaimana harus menyebut Tuhan: He (dia untuk laki-laki) atau She (dia untuk perempuan). Dia begitu ingin bertemu Tuhan dan mendapatkan kedamaian jiwa. Dia mengelana ke Italia, India, dan akhirnya ke Bali. Di Bali, Liz menemui Ketut Liyer yang dia anggap bisa menjawab pertanyaan dasar yang sulit ini: bagaimana bisa menyatu dengan Tuhan, di­cintai dan mencintai Tuhan seumur hidup tapi tidak harus jadi pendeta atau ulama dan tetap bisa menikmati segala kenikmatan dunia.

Bali mendapat promosi yang luar biasa. Bali yang digambarkan di novel itu sebagai satu-satunya surga di dunia, yang bisa menyelesaikan persoalan rumit Liz: dia mendapatkan ketenteraman jiwa dan kemurnian cinta dari seorang pria asal Brazil yang tinggal di Bali dengan alasan yang sama.

Jadi, sekali lagi terima kasih Julia Roberts. Sebagai elemen masyarakat Bali, saya mengundang Anda untuk menikmati jamuan makan malam dengan menu khas Bali yaitu Ayam Betutu. Kapanpun juga saya siap untuk didatangi/mendatangi Anda. Semoga Julia Roberts tahu akan undangan ini. Hehehehe Amin.

Ada foto-foto paparazi Indonesia yang tidak jelas disebutkan namanya berhasil ambil secara candid aktivitas Julia Roberts. Mo lihat ? Ada ditulisan saya lain di blog Bali Orange tentang Julia Roberts di Bali.

Bagikan Yuk
[addtoany]