Muc Kiddy dan anakNya

Tiap pagi sebelum berangkat kerja, mata Muc Kiddy lihat TV mempertontonkan kasus anak oleh salah satu motivator tenar negeri ini. Begitupula selepas kerja, TV tidak bosan nya sajikan perkembangan kasus itu.

muckiddy-anak

Hela nafas, dalam hati Muc Kiddy bilang, “Ah cemeng amat sih. Minta tes DNA segala. Pake main somasi pula. Aku klo jadi dirimu, dengan limpahan hartamu, sudah kudirikan panti asuhan, tampung anak-anak yang membutuhkan.”

Muc Kiddy cari tahu data statistik tentang anak. Terutama yang terlantar. Ketemulah data dari kementrian sosial RI bahwa anak terlantar di Indonesia adalah 3juta’an anak. Balita terlantar 1juta’an. Anak rawan terlantar 10 juta’an. Anak nakal 190an ribu. Anak berkebutuhan khusus 3ratusan ribu. [1]

Muc Kiddy yang sudah beristri, bertahun-tahun tinggal bersama 2 anak tiri, 1 anak kandung dan 1 keponakan. Mereka hakikatnya tetaplah anak-anak Muc Kiddy. Tiri, kandung, keponakan, ataupun pungut, itu hanyalah status dunia belaka.

Dalam hati lagi Muc Kiddy berguman, “Harus nya si motivator itu seperti aku, rasakan langsung hidup dengan anak-anak yang berbeda status dunia. Agar bacotan motivasinya makin bijaksana.”

Muc Kiddy berfikir bahwa keyakinan hidup sang motivator adalah sama dengan dirinya. Sama-sama mahluk Tuhan dan sama-sama berjuang hidup untuk dapatkan surgaNya. Baik itu di dunia dan di alam akhirat nanti. Begitu banyak peluang jadi pribadi yang baik jika bicara soal anak-anak. Namun yang tersaji di info tai men bertolak belakang. Wallahualam ya. Semoga sang motivator tetaplah bijak terhadap anak-anak.

Bagi Muc Kiddy, secara duniawi anak-anaknya adalah sahabat. Teman hidup untuk jadikan perjalanan di dunia semakin harmoni. Sebagai hambaNya, Muc Kiddy berkeyakinan bahwa anak-anaknya adalah titipan dan ujian Tuhan, ciptakan poin-poin/pahala kebaikan untuk bekalnya nanti. [2]

Secara filosofi, bagi Muc Kiddy, kehendak hidup anak-anak bukanlah miliknya. Mereka lahir dan hidup bersama namun bukanlah miliknya. Mencurahkan kasih sayang namun tidak memaksakan pikirannya. Mereka diberi karunia pikiran sendiri olehNya. Memberi rumah buat raganya namun tidak untuk jiwanya. Memberi pendidikan namun tidak menuntut mereka sama dengan kemauannya. [3]

Bagi Muc Kiddy lagi, sebagai orang tua, peran nya hanyalah sebagai busur bagi anak panahnya. Tarik busur sekuat-kuatnya dan melepas anak panah itu kedepan. Biarkanlah anak panah itu mencari target nya sendiri. Biarkanlah anak-anak mencari mimpi dan cita-citanya.

Itu!

Sumber:
[1] http://bit.ly/2dIrM3p
[2] http://bit.ly/2cZThl8
[3] http://bit.ly/2dvxzFZ

Bagikan Yuk
[addtoany]