Nyanyian merdu si Tuna netra

Persiapan pameran BBC dalam Kuta Karnival 2008 membuat perut dan lidah pengen macam-macam hehehe. Kemarin pengen makan kadal, tadi pagi pengen makan biawak, tadi siang pengen makan buaya. Ya, untungnya cuma pengen, padahal gak pernah tahu rasanya gimana. Tapi sepulang dari venue stand BBC di Kuta Karnival dan mampir sejenak transfer data foto di rumah Sakti Soediro, lidah ini ingin menggoyang bakso. Langsung saja melaksanakan hajat ke bakso Ayu Minantri.

Eh, ada yang aneh di warung itu, yaitu live performance musik. Suaranya merdu abis. Metal (melow total). Baksopun datang, mengulum pentol, menjilat kuah, seruput mie, dan sesekali lirik penyanyi dan pemusiknya. Lumayan ah, mengisi kepenatan hati. Tapi lamat-lamat (iki bahasa opo seh) kok penyanyinya tidak bergoyang, berkacamata hitam (ini lumrah, si ian kasela aja berkacamata), kok pandangannya selalu lurus kedepan. Sayang, lagu dan suara enak tapi pembawaannya tanpa ekspresi -batinku. Ternyata … weladalah, mereka tuna netra to. Ada apa dengan mereka ?

Alunan musik merdu membahana menghibur para penikmat bakso Ayu Minantri (pengkolan Renon). Musik nasional dan Bali bergantian dilantunkan oleh seorang penyanyi berkacamata hitam transparan. Terdengar lantunan musik milik dari band Samson, Ungu, dan penyanyi Bali tersahut-sahutan. Penikmat bakso tetap berada dalam posisinya, mengunyah bakso, menyeruput minum, sambil sesekali melirik kelompok penyanyi tersebut. Terdengar tepukan tangan setelah penyanyi tersebut selesai membawakan sebuah lagu.

Posisi kelompok penyanyi tersebut berada satu jalur dengan pintu masuk warung bakso. Di depan mereka tergeletak sebuah kotak berdiameter 30cm bertuliskan : Sumbangan. Sesekali terlihat para pelanggan bakso memasukkan uang dalam boks tersebut.

Sekilas terlihat mereka adalah pengamen, tetapi hal yang membedakan dengan pengamen lainnya adalah mereka bermusik dengan alat-alat musik lumayan lengkap milik sendiri. Dari sebuah electone bisa menciptakan beragam suara drum, gitar, dll. Sound system merdu menjadi pelengkap lantunan musik menghibur para pelanggan Ayu Minantri.

Kelompok Musik Tunanetra

Posisi electone dipegang oleh Komang Apel dan 3 penyanyi bernama I Nyoman Bawa (Boby), Agus Dyana Putra dan Orson Wijaya. Menjadi spesial karena semua aggota kelompok ini adalah para penyandang cacat tuna netra.

Kelompok musik yang dimotori oleh I.B.M Buadiatmika ini berasal dari Sanggar Seni Musicalitas Penyandang Cacat ENTERTAINMENT. Mereka baru 3 bulan berdendang di Warung Bakso Ayu Minantri, bisa dijumpai pada hari sabtu dan minggu saja. Mereka masih belum menemukan warung/restoran lain sebagai tempat berdendang. Rencana kedepan adalah menjajaki tampil di restoran Bumbu Desa.

Disamping berdendang di warung, mereka sering juga disewa oleh masyarakat berdendang di acara pernikahan, acara pembukaan kantor, syukuran dll. Mungkin, kualitas suara bagus dan keunikan kelompok menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menyuguhkan sesuatu yang berbeda.

Profesi para penyandang cacat ini dulunya adalah tukang pijat. Mereka dulu sering dijumpai memijat di Gedung Sosial milik Dinas Sosial Jl. Serma Mendra. Keinginan untuk merubah nasib akhirnya menjadikan mereka berprofesi sebagai band tuna netra keliling.

Jika ingin mengundang mereka berdendang :

Sanggar Seni Musicalitas Penyandang Cacat ENTERTAINMENT
Manager : I.B.M Budiatmika
Electone : Komang Apel
Penyanyi : I Nyoman Bawa (Boby), Agus Dyana Putra, Orson Wijaya
Alamat :
Jl. Pendidikan, Perum Graha Kerti Blok M
No. 3 A – Sidakarya.
Telp : 0361-8551590

Bagikan Yuk
[addtoany]