Seharian ini pemutar CD mobil terus menerus mengalunkan suara emas nya Ki Manthous. Salah satu artis musik campursari favoritku, yang ternyata sudah pergi dulu mendahului kita ke pangkuan Allah SWT.
Aku tahu berita kepergian Ki Manthous dari koran Jawa Pos pagi tadi, 18 Maret 2012. Yang menulis Ulil Albab. Setelah kubaca ternyata aku telat mengetahui kepergiannya. Beliau, Ki Manthous telah pergi pada 9 Maret 2012 lalu. Semoga Allah memberikan tempat paling indah disana ya Ki. Sampai jumpa lagi disana dan nanti aku ingin bernyanyi campursari bersamamu.
Aku menjadi suka dengan musik campursari semenjak kuliah, kisaran tahun 1996. Namun, musik campursari ini selalu kudengarkan secara pasif semenjak kecil. Orangtuaku lah yang aktif putar musik ini disetiap kesempatan. Jadi lama kelamaan musik itu mengendap dalam alam bawah sadarku. Mungkin karena Bapakku orang asli Madiun dan Ibuku asli Pacitan yang buat mereka suka dengan musik campursari. Aku mulai mengenal artis-artis musik campursari, mungkin yang terkenal saja. Ada Ki Manthous, Sunyahni, Waljinah, Nurhana, Didi Kempot, dan udah itu aja hehehe. Begitu pula wayang kulit, aku suka dalang Ki Manteb dan Ki Anom Suroto.
Musik campursari adalah musik jawa tradisional yang dibumbui rasa kontemporer. Musik ini mencoba mengawinkan dua unsur musik yang berbeda untuk dapat memunculkan suatu bentuk musik yang baru. Ia memadukan atau memodifikasi alat-alat musik gamelan Jawa dengan instrumen musik barat misal seperti gitar, keyboard, bas, dll. Campursari muncul dari hasil kreativitas seniman Jawa yang adaptif terhadap perkembangan jaman.
Koleksi Ki Manthous yang kupunya tidaklah banyak, 17 lagu diantara artis-artis campursari lainnya. Suara khas Ki Manthous yang kusuka ketika melantunkan Lorobronto, Nyidamsari, Potretmu, Ojo Sembrono, Eling-eling, Getun, Setia Tuhu, dll. Wuaaah, banyak.
Ada yang bilang bahwa musik campursari kurang diminati oleh generasi muda. Mungkin iya namun tidak untuk aku. Musik ini mampu membuat hati ini tenteram, termangu dan terbayang suasana pegunungan di Pacitan sana, tergambarkan wajah-wajah bersahaja penuh kekeluargaan di Pacitan sana, pokoknya mewakili rasa rindu akan harmoni antara alam dan manusia nya.
Ki Manthous … selamat jalan. Ucapan kontemporerku adalah … Rest in Peace ya Ki …
Ini salah satu aksi musik Ki Manthous
Bagikan Yuk