[Semoga] Berani BerCitaCita Tinggi

Udah 2 teman cerita mrinding nya hidup di Australia. Saichu Anwar bilang pemerintah disana nanggung generasi muda yg masih blum kerja/blum punya usaha dgn tunjangan sosial. Besarnya klo ngga salah 600 dollar per 2 minggu.

Dari AdhiWena Wirya Wiyudi bilang pendidikan disana serba gratis. Klo mau bikin acara Akademi Berbagi disana, ya bakal bingung, lha pendidikan aja dah gratis. Trus klo mau modal bisnis, bank disana tdk terapkan interest! Ya tidak ada bunga aka tidak ada riba! Adanya konsep bagi hasil. Ini kan syariah!

Barusan tadi pagi Bli Atmika Wiguna, teman sesama wirausahawan bertanya tentang hubungan situasi politik yang berpengaruh pd cita-cita generasi muda.

Fyuh. Saya merasakan sistem pendidikan jaman Pak Soeharto dan presiden setelahnya. Dulu pendidikan kita hasilkan pengelompokan antara si pintar dan si bego. Pintar bakal masuk PTN dan yg bego masuk PTS. Sisanya telan pil pahit kerja atau dagang.

Jaman dulu jadi takut bercita-cita tinggi, kawatir terfilter jadi si pintar dan si bego. Namun masih ada kemungkinan anak buruh tani jadi pilot, dokter, insinyur. Tapi dia harus pintar!

Jaman sekarang, komersialisasi pendidikan merajalela. Apa ada yg murah? Negeri atau swasta sama sama bayar. Agar sesuai cita-cita, tinggal siapkan wani piro aja. Yg duitnya paspasan, kena pil pahit lagi.

Walaupun sistem pendidikan kita masih berstandar ganda, bermuka kapitalistik, tetaplah pelihara satu hal, yaitu semangat!

Internet dan media sosial merajalela. Merapatlah belajar dan berforum disana. Bagi yang demen berbisnis, merapatlah ke komunitas wirausaha.

Disanalah jalan alternatif kita berani utk wujudkan cita-cita!

Bagikan Yuk
[addtoany]