TDA EntrepreneRun, 1st in Indonesia! [Cerita Dibalik Layar]

Masih gak menyangka, kami di TDA Bali bisa adakan lomba lari wirausaha (entrepreneur) dalam rangkaian acara besar Pesta Wirausaha (PW) Bali 2018. Mrindingnya, lomba itu pertama kali lho di Indonesia! Kami namakan TDA EntrepreneRun, The 1st entrepreneur run in Indonesia!

Kenapa kok sampai ada lomba lari TDA EntrepreneRUN? Ada 3 pemicu:
1. Tantangan dari direktur PW TDA 4.0 Cak Rawi yang disampaikan pada Ketua Divisi PW Bali, Made Sugita (Desu). Bahwa PW Bali haruslah ditambahi unsur kearifan lokal. Jangan terlalu nyaman dengan konsep lama yang cuma seminar, workshop, dan expo bisnis saja.
2. Kondisi Bali yang masih dilanda erupsi Gunung Agung. Butuh acara yang sekiranya jadi simbol bahwa Bali tetap aman dan mampu buat pemberitaan yang luas.
3. Terinspirasi oleh istri dan perlombaan yang lagi naik daun di jaman now. Istri saya suka lari dan punya klub lari. Namanya RIOT. Saya, nggak pernah lari. Istri selalu pamitan kalau mau olahraga lari maupun ikutan lomba lari. Bahkan kadangkala saya yang antar. Ikutan tergopoh-gopoh bangun kepagian untuk antar istri lomba lari MayBank Bali Marathon. Bahkan pernah BCA Run. Lomba lari di Surabaya, Lombok pun didatangi. ?
4. I Loop Run nya Telkomsel yang berlangsung di seputaran renon, jarak arena lari 5 km. Karena lokasi start nya di sekitaran monumen Bajra Sandhi Renon, sepertinya pas dan dekat dengan arena PW Bali.

Saya bilang ke Desu, “Masukkan lomba lari wirausaha saja, sepertinya keren, lomba lari kan lomba kekinian. Mampu mendatangkan keramaian dan serap dana sponsorship. Saya coba cek via Google, sepertinya belum ada lomba lari yang khusus bertemakan wirausaha. Sekalian kita hajar dengan tagline the 1st entrepreneur run in Indonesia! Kita beri nama TDA Entreprenerun!”.

Akhirnya, adanya lomba lari di rangkaian PW Bali 2017 tercetus dan masuk ke proposal pada awal-awal persiapan di bulan November 2017. Padahal PW Bali akan berlangsung 23-24 Desember 2017.

Tapi PW Bali 2017 tidak terlaksana. Ditunda ke 23-24 Februari 2018. Sedih namun ada alasan kuat yang mendasarinya. Klik disini alasannya. TDA Entreprenerun pun akhirnya terlaksana lepas bendera start pada Minggu, 24 Februari 2018.

* Kebingungan di Kepanitiaan

PW Bali yang akan terselenggara ke 4 kalinya ini bukanlah PW biasanya yang cuma ada seminar, workshop dan expo bisnis. Itu konsep standart. Kali ini yang ke 4 kegiatan nya nambah. Yaitu: Upacara Ikrar Wirausaha, Lomba Mewarnai, Demo Masak, Konser Musik Kemanusiaan, Donor Darah, Jam Session, Senam Zumba dan Lomba Lari (TDA Entreprenerun).

Jadi ada 8 kegiatan tambahan. Sebelumnya ada 2 kegiatan standart seminar workshop dan expo bisnis, maka total jadi 10 kegiatan dalam sebuah acara PW Bali.

Jika cuma seminar workshop dan expo bisnis, kepanitiaan akan mudah diatur. Sudah tahu orang dan job description nya.

PW Bali kali ini ada sepuluh (10) kegiatan!!! Penentuan orang dan job description dalam kepanitiaan selalu last minutes sesuai kebutuhan! Hah! Flyer diatas ada tulisan Standup Comedy dan Comedians Charity Concert. Mereka nggak jadi karena keterbatasan dana dari panitia. Budget nya nggak masuk.

#JanganKasihKendor ini tagline yang selalu kami dengungkan untuk kikis mengeluh dan pikiran negatif. Terima kasih hashtag dan tagline #JanganKasihKendor!

Panitia jarang sekali meeting, bertemu bersama. Mayoritas koordinasi via grup WhatsApp. Inilah kekuatan IT jaman now. Bahkan TDA Bali sebelumnya pernah bikin Musyawarah Kerja Nasional TDA 5.0 hanya berkoordinasi via WhatsApp dan telpon saja dengan pengurus TDA pusat. Itu juga yang mendasari keyakinan saya pribadi. Bisa lah walaupun lewat WA.

* Masa Pendaftaran, Medali dan Kaos

Kurang 1 bulan 11 hari (H-42), yaitu tanggal 13 Januari 2018 iklan lomba lari TDA Entreprenerun naik posting di Facebook Page PW Bali.

Pendaftaran kita pusatkan melalui formulir di website http://pestawirausahabali.com/run. Kita paksa peserta gunakan teknologi. Tahapannya: Daftar > Transfer Dana > Konfirmasi.

Setelah pendaftaran, kami siapkan email autoresponder untuk beritahukan tata tertib dan rundown lomba lari, serta tempat pengambilan racepack.

Pada masa ini, belum ada desain logo, medali dan kaos untuk TDA Entreprenerun. Gila! Benar-benar pengalaman berharga!

Saya minta bantuan Mas Kay, CEO Dgtalkay untuk buatkan ketiga desain tersebut. Desain medali akhirnya naik posting 20 Januari 2018. Langsung order medali ke Surakarta (Solo), terdiri dari 294 medali finisher, 2 medali juara 1, 2 medali juara 2, dan 2 medali juara 3.

* Meeting Yang Bikin Shock!

Panita berasa ditelanjangi, melongo, dibuat panas dingin namun berusaha untuk tenang. Hati kecil saya mengatakan bisa! Atas diskusi pada meeting TDA Entreprenerun pada Jumat, 19 Januari 2018. Waktu kurang 36 hari lagi (H-36).

Kami sungguh beruntung. Tuhan selalu bersama kami. Pak Mangasi, anggota TDA Bali juga aktif di komunitas lari Fake Runners. Desember lalu komunitas nya jadi EO Lomba Lari I Loop Run nya Telkomsel Denpasar. Rute nya sama di seputaran renon sejauh 5 km.

Jadi atas pengalaman tangani Telkomsel, Pak Mangasi dan temannya, Bang Oji menjelaskan kebutuhan lomba lari itu. Kami jadi tahu juga istilah-istilah asing di dunia lari. Kebutuhan pokok nya yaitu:

1. Perijinan. Harus keluar surat ijin dari UPT Bajra Sandhi (pemilik lapangan Renon), Polsek Denpasar Timur, Polres Denpasar dan Polda Bali. Kemudian Dinas Perhubungan Kota Denpasar dan Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Jangan lupa, ijin dari Desa Adat dan Desa Dinas Sumerta Kelod harus ada. Kemudian satu lagi, ijin dari Pos Polisi Renon. Jadi 9 institusi!
2. Butuh pengamanan personel Polisi dan Dishub beserta pembatas jalan (cone). Mereka bertugas jaga di sepanjang rute lari untuk kenyamanan pelari. Butuh voorider (polisi bermotor) dan beberapa sepeda gayung untuk mengawal para calon juara yang lari paling depan.
3. Water station, Marshal dan Refreshment serta team pengalungan medali bagi finisher. Ini lho istilah asing bagi kami hahaha. Maksudnya adalah: Water Station ini pos di pertengahan lomba yang menyediakan minuman bagi pelari. Marshal adalah penjaga lomba lari yang ditempatkan di pos-pos yang dirasa rawan. Refreshment adalah fasilitas di garis finish yang sediakan minuman dan kue/snack bagi para pelari yang tembus garis finish (finisher).
4. Butuh cetak BIP lari. Apa itu BIP? Sederhananya adalah penomoran lari. Cetak diatas kertas sticker.
5. Butuh alokasi waktu 2 hari sebelum hari H untuk penyerahan racepack. Apa itu racepack? Paket yang berisi BIP, kaos dan merchandise lainnya. Berhubung kita masih baru alias cupu, racepack isinya cuma BIP dan kaos saja hehehe. Next time semoga bisa banyak isinya.
6. Butuh volunter kurang lebih 25 orang yang akan menjadi marshal dan menunjang kegiatan lari lainnya.
7. Butuh running gate, panggung, sound system, bendera start, MC, pemimpin pemanasan sebelum lari.
8. Butuh snack dan makan siang untuk poin nomor 2 (50 personel. Wow!). Juga untuk panitia dan volunter (poin nomor 6). Hitung sendiri ya.
9. Butuh dana untuk memuluskan poin nomor 1 dan 2.

Saya menghamat-hamati kebutuhan tersebut sambil bilang ya. Sejatinya hati ini kaget dan berkecamuk. Apakah mungkin? Gitu jeritan hati sisi kiri. Namun hati sisi kanan bilang, bisa!

Pak Mangasi dan Bang Oji menyarankan saya yang urus semua perijinan. Kenapa? Karena akan sering negosiasi yang melibatkan sisi emosional dan pendanaan. Itu hasil pengalaman urus perijinan Telkomsel kemarin. Oke siaaaap! #JanganKasihKendor.

Di akhir meeting, Kang Fajar, senior TDA Bali akhirnya bilang, “Awalnya kirain simpel ya, ternyata seabrek! hahahaha”.

* Suka Cita Perijinan

Saya mulai urus perijinan untuk monumen dan lapangan Bajra Sandhi. Surat permohonan itu masuk tanggal 22 Januari 2018 dan akhirnya keluar 24 Januari 2018. Biasanya seminggu baru jadi namun kena jurus minta tolong dan memelas, akhirnya cuma 2 hari hahaha. Memelas karena harus urus ke 8 institusi lainnya.

Berbekal surat dari UPT Bajra Sandhi, saya mulai buat surat dan menghadap (audiensi) ke Kepala Desa Sumerta Kelod. Setelah dapat surat ijin, lanjut menghadap ke bagian intel di Polsek Denpasar Timur. Setelah ijin keluar, harus menghadap ke bagian operasi dan intelkam polresta Denpasar. Penentuan personel pengamanan ada di sini, polresta. Negosiasi! hahaha.

Setelah keluar surat ijin dari polresta, lanjut ke intelkam Polda Bali. Ijin dari Polda Bali baru kelar pada 20 Februari 2018 alias H-4. Amazing!

Apakah sudah selesai? Ternyata belum. Harus ijin menghadap ke Pos Polisi Renon! Padahal institusi itu dibawah Polsek Denpasar Timur. Syukurnya sangat cepat dan tanpa babibu karena komandan nya tahu ada surat ijin dari Polda Bali! Namun tetap saja harus negosiasi hahaha.

Bagaimana dengan Dinas Perhubungan Kota dan Provinsi? Ah kalau tidak saya delegasikan ke Bli Mulia, bakal kacau. Syukur Bli Mulia bekerja dengan baik. Kedua surat ijin itu keluar. Tinggal negosiasi saja jumlah personel dan cone yang akan diturunkan.

Rabu, 21 Februari 2018 (H-3) kami panitia PW Bali bersama para institusi diatas lakukan technical meeting di Mangsi Coffee, Jl. Merdeka, Denpasar. Negosiasi lagi. Mrinding!

Apakah negosiasi itu selesai? Ternyata tidak. Situasi begitu dinamis. Negosiasi itu berlangsung terus menerus hingga 2 jam sebelum acara PW Bali 2018 selesai. Apa isi negosiasinya? Biar saya dan panitia aja yang tahu hehehe.

* Pengambilan Racepack

Dua hari kita siapkan untuk pengambilan racepack. Hari pertama pada hari Jumat, 22 Februari 2018 dari jam 10 pagi sampai 5 sore bertempat di Mangsi Coffee, Jl. Merdeka, Denpasar. Terima kasih Mangsi Coffee, terkhusus Bli Windu!

Hari berikutnya adalah Sabtu, 23 Februari 2018 di arena expo bisnis PW Bali 2018, Lapangan Renon. Dari jam 9 pagi sampai malam jam 9. Berada di booth TDA Bali.

* Running Day!

Pelaksanaan lomba lari 5K TDA EntrepreneRun berlangsung pada Minggu, 24 Februari 2018 mulai pukul 06.00 WITA. Kurang lebih 250 peserta lari yang berasal dari Kenya, Malaysia, Australia, Jakarta, Malang, Palu, Surabaya dan Bali sendiri pada berkumpul.

PW Bali hari sebelumnya sudah bergeliat yaitu Sabtu, 23 Februari 2018. Beberapa kegiatan sudah terlaksana diantaranya: Seminar dan workshop, lomba mewarnai, demo memasak, konser musik kemanusiaan oleh Bli Nanoe Biroe.

Saya sedih karena hari Sabtu mayoritas hujan. Padahal penentuan waktu PW Bali 2018 mendasarkan prediksi cuaca dari accuweather.com. Situs itu perlihatkan 23 dan 24 Februari 2018 terang benderang. Sunny dan Sunshine. Ternyata prediksinya tidak akurat sama sekali. Hoax.

Minggu pagi itu cerah. Puji syukur. Selepas Subuh, running gate mulai bercahaya. Menerangi pagi yang temaram. MC Mas Oman dan Amik mulai beraksi. Cuap-cuap mengundang peserta untuk berkumpul. Bang Oji mulai pimpin pemanasan. Setelah itu doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Heroik!

Sebelumnya, saya dan para personel polisi serta dishub lakukan apel pagi. Setelah dapat instruksi dari komandan nya, lantas bagikan snack, kemudian mulai menyebar di titik-titik ruas jalan yang telah disepakati pada technical meeting.

Kembali ke running gate, saya sebagai Ketua TDA Bali dan Presiden TDA 5.0 Pak Barra berada di panggung kecil. Masing-masing berikan sambutan singkat hingga MC Mas Oman mulai hitung mundur 3, 2, 1 dan kami berdua kibaskan bendera start ke atas. Semburat bak peluru yang melesat, para peserta mulai kencang berlari. Ah mak nyess hati ini.

Satu polisi voorider dan marshal bersepeda mendahului mereka para pelari. Mengawal para juara.

Para marshal dan panitia dari teman-teman Fake Runners mengawal perlombaan itu. Ada yang melayani di Water Station, garis finish dan Refreshment.

Setelah itu saya berjalan kaki tengok meja Refreshment, berkeliling sejenak melihat geliat para peserta expo dan mampir ke booth TDA Bali. Saya percayakan teman-teman panitia untuk melanjutkan acara di lapangan Renon. Saya harus pulang ke kantor BOC untuk mandi dan dandan. Persiapan mengawal Seminar dan Workshop di Gedung Monumen Bajra Sandhi.

Jam 08.00 WITA saya kembali ke Lapangan Renon dan menyaksikan area expo PW Bali pecah! Ramai karena senam zumba. Lapangan full manusia! Saya menemui sejenak Presiden TDA Pak Barra, Direktur PW Nasional Kang Ferdi, CEO Hawa Gym Pak Mitro, Local President JCI Bali Bro Martunus, CEO Sarana Dewata Pak Haji Rully, CEO Ricky Selluer Lombok Bro Ricky, dan teman-teman panitia PW Bali 2018.

Tak lama saya pamitan untuk siapkan arena Seminar Workshop. Berjalan kaki 300 meter dari Lapangan menuju Gedung Monumen Bajra Sandhi. Selebihnya saya hanya lihat dari foto-foto saja acara penyerahan hadiah lomba lari TDA EntrepeneRun. Tampak Presiden TDA 5.0 dan teman-teman senior panitia PW Bali yang menyerahkan hadiah.

Efek dari TDA EntrepreneRun ini banyak situs-situs lari nasional memberitakan lomba lari ini. Kemudian jaringan TDA se Indonesia jadi tahu tentang keberadaan lomba lari di Bali. Tujuan memberitakan Bali yang masih aman walaupun ada letusan Gunung Agung sepertinya tersampaikan. Apalagi peserta lari dari manca negara dan manca kota di Indonesia.

Alhamdulillah, Puji Syukur kepada Allah SWT. Terima kasih atas kerja keras panitia dan partner TDA Entrepenerun. Bahagia hati ini ?
Nggak sabar untuk bikin TDA EntrepreneRun di tahun 2019, The 1st Entrepreneur Run in Indonesia!

Dokumentasi Video lainnya:

Bagikan Yuk
[addtoany]