Ini cerita nyata di medio 2013 – 2014 yang sudah saya tuliskan di Balebengong dan Kompasiana. Lupa saya tuliskan di blog pribadi ini. Begini ceritanya Wahyu, kaki lumpuh akhirnya jadi juara!
Kaki nya lumpuh sejak awal Sekolah Menengah Atas (SMA) di tahun 2003. Padahal dia terlahir normal hingga merasakan keanehan melemahnya daya otot kaki pada akhir SMP. Semenjak waktu itu hingga sekarang, dia berjalan sambil/seperti duduk. Untuk bepergian jauh gunakan kursi roda.
Dia kini berlabel manusia berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas. Bukan nya terkurung dengan keterbatasannya namun dia sudah piawai berbisnis (entrepreneur). Punya game center, toko komputer, beristri dan sudah punya 2 anak. Mrinding!
Saya terpana! Tak menyangka sama sekali. Kok bisa? Lanjut baca ya …
Dia bernama lengkap I Made Wahyu Diatmika dan saya panggil Wahyu. Di kampung Tabanan sana, dia dipanggil Dekwah. Doi sempat ragu dengan masa depan nya. Sempat pula tidak terima dengan kelumpuhannya.
Berawal Dari Suka Komputer Hingga Jadi Web Designer
Selesai tamat SMA, dia suka dengan komputer dan bermain game. Hingga suatu saat ada LSM PUSPADI memberinya kesempatan ikut Program Pelatihan Persiapan Keterampilan Kerja Bagi Penyandang Disabilitas. Salah satu silabus training nya adalah dunia blogging dan internet marketing.
Bali Blogger Community menugaskan saya dan teman sesama blogger, Gus Tulank namanya, memenuhi undangan dari PUSPADI untuk jadi pembicara internet marketing. Berlangsung di Gedung Annika Linden Centre Batubulan, 24 Januari 2013, peserta disabilitas ternyata dari Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Disitulah saya bertemu dengan Wahyu. Pada akhir pelatihan, Wahyu tanya ke saya, “Pak, bolehkah saya magang di BOC?”
“Boleh, sekalian aja tidur di kantor BOC selama magang,” jawab saya. Rumah Wahyu kan jauh di Tunjuk, Tabanan. Sedangkan kantor BOC ada di Denpasar Timur. Maka dari pada bolak-balik saya tawarkan kamar yang ada tempat tidur nya. Bukan hanya Kantor Google yang punya nap room, BOC pun punya hehehe.
Wahyu magang di kantor saya selama 3 bulan dan selanjutnya hampir 2 tahun kerja bersama saya di BOC Indonesia sebagai web designer. Selama itu pula tidur di kantor saya.
Selain jago buat website, Wahyu juga bisa memperbaiki laptop dan rakit komputer. Dia juga sering terlibat jual beli gadget, software dan pernak-pernik game. Awalnya dia mengerjakan itu karena dapat titipan dari teman-teman nya di Tabanan dan Denpasar. Saya mempersilahkan dia seperti itu di sela-sela tugas utama nya sebagai web designer. Karena proyek website di BOC berdasarkan target waktu. Selama bisa tepat waktu ya silakan atur saja kesibukannya.
Berani Jatuh Cinta!
Di suatu sore, Wahyu mendekati saya yang lagi duduk santai di depan kantor. “Pak Hendra, saya berencana mau menikah Pak. Bagaimana pendapat Pak Hendra? Apakah saya mampu menjalani nya Pak?” tanya Wahyu.
Out of the box batin saya. Wahyu yang difabel, masih belia dan berani berencana. “Wahyu. Kamu harus hadapi. Ajak bicara keluargamu untuk melamar minta pacarmu itu ke keluarganya. Jika kamu sudah mampu secara finansial, bertanggungjawab, dan niatan nya baik, meski tidak tahu masa depan seperti apa, namun yakin Tuhan akan memberikan kemudahan.” Tutur saya sok bijak.
Alhamdulillah jalan selanjutnya tetaplah mulus. Buktinya Wahyu dan Mayuni menikah pada 6 februari 2014. Kami di BOC turut hadir di pernikahannya yang berlangsung dirumahnya Tunjuk, Tabanan.
Resign, Modal Tabungan dan Semangat Ubah Nasib
Setelah menikah, usia kehamilan istrinya makin membesar dan Wahyu mulai berdiam di Tunjuk, Tabanan. Minta ijin sama saya untuk 2 minggu di kantor dan 2 minggu menemani istri. Saya kabulkan. Hingga akhirnya Wahyu resign ketika istri sudah melahirkan. Tak mungkin lagi berkantor di BOC.
Berbekal tabungan dari gaji ketika di BOC, Wahyu beranikan diri buka rental PS3. Setelah 4 bulan rentalan tersebut berjalan, Wahyu mengajukan pinjaman KUR ke BRI untuk bikin warnet. Pinjamannya cukup untuk beli 5 PC saja. Seiring berjalan nya waktu nambah jadi 10 PC. Wow!
Sambil menjaga warnet nya sendiri, Wahyu juga bisnis online. Membuatkan website, jual beli PC dan laptop, gadget, dll yang semua sumber nya dari online.
Sebuah bank nasional, Maybank namanya pernah undang Wahyu ke Yogyakarta untuk ikut pelatihan entrepreneur. Alasan nya Wahyu punya omzet tertinggi dari para disabilitas lainnya. Wow lagee!
“Seminggu setelah saya ikut platihan dari Maybank, entah dari mana datangnya ada orang yang mau bikin warnet dan dipercayakan kepada saya untuk membuatkan 5 komputer dan langsung seting jaringannya, setelah itu ada dari Lombok sebuah yayasan disuruh bikin webnya, dan setelah itu ada yang rakit komputer lagi dan ada 3 pesanan HP.” Cerita Wahyu mengukir nasib nya.
Saat ini Wahyu terlihat mondar-mandir dari Tunjuk Tabanan ke kantor saya. Kerjakan rakitan komputer dan jadikan tempat datang nya gadget-gadget yang di order dari seluruh Indonesia dan belahan dunia luar untuk pelanggan nya di Bali 🙂
Well, Wahyu tahun 2003 apakah menyadari nasib nya pada tahun 2019 akan beda? Ingatkah dia pernah putus asa? Ada 2 kata kunci yang saya amati yang mungkin orang lain bilang sebagai keberuntungan hidup. Padahal keberuntungan itu berasal dari kata MAU dan GERAK.
Wahyu MAU untuk membuka diri dan GERAK ikut pelatihan. Wahyu MAU untuk tanya ke saya untuk GERAK magang di BOC. Wahyu MAU untuk terima saran saya dan GERAK melamar pacar nya. Wahyu MAU untuk tanggungjawab dan GERAK untuk bekerja. Wahyu MAU untuk mikir, buat strategi hidup dan GERAK meminjam uang di bank. Wahyu MAU untuk ubah NASIB dengan GERAK kerjakan rakitan komputer, buat web, jual beli gadget, dll yang berkaitan dengan bisnis.
How about me? How about you? Tertampar bukan?
Nasib itu ada di tangan manusia. Takdir ada ditanganNya.
Bagikan Yuk