Wisata Hantu di Area Reklamasi Pulau Serangan

Pak Presiden Joko Widodo, fyi saat ini sudah 28 Desa Adat menolak reklamasi Teluk Benoa. Desa itu tersebar di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Karangasem dan Kota Denpasar. Desa-desa Adat lain bakal menyusul. Maka masih relevankah reklamasi itu? Tidak!

btr1

Bapak kemarin berkunjung ke ‘rumah hantu’ Hambalang, proyek pusat pengembangan olahraga yang Bapak bilang mangkrak. Di Bali ada yang mangkrak lho Pak. Sudi kiranya Bapak berkunjung ke bekas reklamasi Pulau Serangan. Itu proyek di masa pemerintahan Presiden Soeharto yang sekarang mangkrak. Rakyat Bali dulu tidak setuju Pak, namun karena kokangan pistol di kepala-kepala para rakyat, jadi beda cerita. Klo cak lontong nyuruh mikir nya pake telunjuk, tapi waktu itu aparat nyuruh mikir pake pistol di kepala, ya rakyat mikir yang waras saja. Mari blusukan ke reklamasi Pulau Serangan Pak, kosong melompong, tumbuh ilalang, perdu dan jadi area tak bertuan. Tanah berhantu di tengah segitiga emas pariwisata Bali. Maka masihkah relevan reklamasi itu? Tidak!

Nyali Bapak sudah teruji ciptakan stabilitas dan putuskan prioritas bagi negeri ini. Bapak hanya butuh beberapa minggu saja untuk non aktifkan proyek jembatan Jawa Sumatera (Selat Sunda). Butuh beberapa hari saja untuk letakkan Budi Gunawan jadi Wakapolri. Butuh beberapa bulan saja sepakati proyek kereta cepat Jakarta – Bandung. Sedangkan untuk Teluk Benoa ini Pak, rakyat Bali sudah 3 tahun berjuang, berikan data dan keputusan penolakan ke Bapak, berikan pendapat dan penolakan ke DPRD, DPR, Gubernur, paruman adat, agama dan turun ke jalan, demo. Saya yakin Bapak sudah dengar dan tahu hiruk pikuk penolakan ini. Kenapa lama sekali Pak?. Masihkah relevan reklamasi itu? Tidak!

Bapak bisa cabut perpres no 39 tahun 2015 atas dasar kondisi ekonomi yang kurang baik. Trus revisi perpres no 148 tahun 2015 atas dasar kepentingan umum/rakyat. Lha kenapa perpres no 51 yang jelas-jelas akan merugikan lingkungan dan membuat Indonesia tenggelam kok dibiarkan? Ayolah terapkan manajemen konflik andalan nya Bapak. Kalaupun memang ada keterlibatan partai dan investor, bisa kok di revisi keberadaannya. Saya yakin Bapak mampu beri solusi. Maka Pak, masihkah relevan reklamasi teluk benoa itu? Tolak!

Hari ini Pak, kami berjuang lagi, ribuan orang, lebih dari 5000 orang turun ke jalan dari beragam penjuru Bali. Kami berangkat dari Kelan, jalan kaki menuju bundaran Tuban dan kembali lagi ke Kelan, tanpa orasi! Setahu saya aksi ini sudah kantongi izin dari Polda Bali namun saya menemukan blokade pemblokiran dimana-mana. Sempat bersitegang dengan polisi namun kalah jumlah. Beruntung di jalur lain saya berpapasan dengan konvoi masyarakat dari Desa Adat Legian. Aman dan mulus bisa sampai tujuan.

Jadi Pak Presiden, masihkah relevan reklamasi itu? Kami, rakyat Bali Tolak Reklamasi!

btr2 btr3 btr4 btr5 btr6 btr7 btr8 btr9 btr10

===

Tulisan ini juga viral di Facebook saya.

Ayo share

Bagikan Yuk