- 19
- July
“Aku ini sering terdiam dan salah tingkah ketika teman berbicara soal Trunyan. Masa selama kuliah di UNUD dan tinggal di Bali belum pernah kesana. Apa kata dunia ?”. Hehehe. Itulah ucap teman saya Saat Prihartono yang sudah lama meninggalkan Bali untuk bekerja di Jakarta.
Akhirnya, Saat dan istrinya, Siska sekarang sudah pede bila diajak bicara soal Trunyan. Termasuk cara urusi hal-hal yg menjerumus kearah sial disana hehehe. Yup, Minggu 18 Juli 2010 akhirnya saya dan mereka datang langsung ke kuburan Desa Trunyan. Sebuah desa di bibir Danau Batur, Kintamani, Bali yang masyarakatnya memiliki adat pemakaman unik.
Read the rest of this entry »