Renungan

Sikap dan Keyakinan Ketika Makan Minum di Bali

Lahirnya tulisan ini setelah aku melahap nasi campur Bali yang super enak, beli di warung Bali depan kantor BOC. Lauk nya ada betutu panggang, ayam suwir, sate lilit, telur rebus, sayur plecing dan sambal cabe bawang goreng.

Pas menikmati makanan itu, aku ingat kekawatiran teman-teman muslim di Bali sendiri dan Jawa tentang makan di warung non muslim (Hindu, Nasrani, dll). Sudah tidak perlu diperdebatkan lagi bahwa penduduk Bali mayoritas Hindu. Tidak perlu berdebat lagi bahwa Babi, Lawar darah adalah menu favorit masyrakat Bali yang Hindu. Dan tidak perlu berdebat lagi bahwa yang muslim memang tidak boleh makan Babi dan Lawar darah. Dan tidak perlu ditanyakan lagi bahwa teman-teman muslim dan beragama Hindu sudah tahu menahu soal hal ini dan saling beri toleransi atasnya.

Ayo share

Read the rest of this entry »
“Jangan menunggu” yang perlu dihindari

1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.

2. Jangan menunggu kaya baru berbagi, tapi berbagilah, maka kamu semakin kaya.

3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.

Ayo share

Read the rest of this entry »
Tukar Guling Hutang Dengan Kutang Celana Dalam

Facebook adalah media yang mampu mempertemukan sejarah. Kawan-kawan lama bisa saling bersua disana. Perjumpaan dengan teman-teman lama inilah dialami oleh Setro, yang sehari-hari berprofesi sebagai pengusaha.

Setro bisa bertemu dengan kawan-kawan sekolahnya dulu. Dalam waktu singkat melalui Facebook, Setro bertemu dengan Hadi, Jarwo, bahkan dengan Dina yang dulunya mereka anggap cewek cantik disekolahnya.

Selain aktif berbalas-balas cerita lama, ataupun bercanda gurau dalam Facebook, secara berkala antara Hadi dan Setro bertemu muka. Silaturahmi. Tidak lupa Setro mengajak pacarnya si Denok untuk kodpar. Lambat laun, suasana pertemanan semakin meriah. Kasak kusuk seperti jaman SMA pun kadangkala menyeruak. Biasalah, umur boleh tuwir namun suasana obrolan masih level SMA.

Ayo share

Read the rest of this entry »
Bayangan Kematian

Bayangkan jika sudah tidak ada lagi sapa
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi perhatian
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi inisiatif
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi pembicaraan
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi kehadiran
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi kecemburuan
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi tuntutan
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi kemanja’an
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi keseimbangan
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi asa
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi rasa
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi jalinan
Bayangkan saja … maka itu sudahlah kematian

Bersiaplah wahai generasi baru, sambut kehidupan yang lebih bahagia 🙂

Ayo share

Read the rest of this entry »
Gravitasi Sedekah

Usai sudah untuk tahun 2012 pagelaran sosial We Are Family 2012 (WAF 2012) yang digeber oleh komunitasku Bali Outbound Community (BOC). Agenda WAF ini sudah terselenggara kedua kalinya sejak tahun 2011 dan bakal dijadikan agenda tahunan oleh BOC. Semoga Allah, Tuhan Semesta Alam memberikan kemudahan. Amin.

Pada intinya, WAF ini mengandung unsur anak-anak panti asuhan dan masyarakat umum. Mereka kita ajak untuk rekreasi dan belajar sesuatu dalam permainan di sebuah lokasi wisata. Berusaha membuat aksi sosial versi lain daripada yang lain lah. Umumnya dalam kegiatan sosial anak-anak itu diundang seremoni, makan-makan trus diberi santunan. Itu kami anggap agak tradisional, kurang kreatip hehehe. Untuk detail kegiatan WAF yang superb kreatif, bisa dibaca di laporan kegiatan berjudul Negara Alam Semesta WAF 2012.

Ayo share

Read the rest of this entry »
Zero alias Jangan Berharap

Lagi menelusuri para anggota TDA Bali, mencari tahu siapa mereka melalui twitternya. Ketemu teman-teman Mas Fajar, Pak Eko, Mas Hendra dan Mas Yana. Tak lupa klik follow mereka. Perhatian tertuju ke blog nya Mas Yana. Ada tulisan menarik berjudul Zero. Kubaca perlahan dan asal tulisan itu ternyata dari blog nya Pak Jaya Setibudi. Seorang mentor bisnis yang seminar nya pernah kuikuti. Seminar berjudul “The Power of Kepepet”. Yah, langsung aja aku share disini, semoga bermanfaat.

Cerita Pak Jaya Setiabudi :

Beberapa lalu lalu Om Bob Sadino menelepon saya, sekedar memberitakan bahwa beliau telah menerbitkan buku baru, berjudul “Bob Sadino; Orang Bilang Saya Gila”. Ehh, pas kebetulan saya sedang di Jakarta, Om Bob-pun mengatakan,”Jay, mampir donk kesini, kangen nih aku ngobrol sama kamu!”. Spontan saja saya meluncur kesana. Untuk ketiga kalinya saya berkunjung ke rumah Om Bob, masih saja saya terkagum akan apa yang telah dicapainya. Di atas tanah seluas 2 hektar, berdiri bangunan bergaya klasik nan kokoh, memberikan kedamaian. Di halaman parkir, terdapat beberapa mobil mewah, antara lain 2 buah jaguar bernomor polisi ‘2121’. Jangan ditanya kenapa nomornya ‘2121’ (baca: tuan-tuan), pasti Om Bob akan menjawab,”Masa saya nyonya-nyonya!” Jika Anda menelusuri sepanjang rumah Om Bob, Anda hampir tidak percaya dibuatnya. Di kepadatan bangunan jalan Lebak Bulus P&K, terdapat pemandangan lain yaitu lapangan berkuda yang terletak di bawah beranda rumah Om Bob.

Ayo share

Read the rest of this entry »
Agungkan Yang Tak Pasti

Sepi aku sendiri terjebak direntan hari
Takut menghalangi batasi gerak diri
Akal sehatku mati agungkan yang tak pasti
Mautpun membayangi tak sanggup kusembunyi

Satu sisi telah terhapus sisakan perih
Satu sisi telah terlahir memecah sunyi

Asa yang menari menggeliat dibenakku
Samar nurpun melambai
Memanggilku ‘tuk kembali

Satu sisi telah terhapus sisakan perih
Satu sisi telah terlahir memecah sunyi

Satu sisi melimpah berkah memeluk lelahku
Satu sisi takkan kulepas temani hariku

Satu sisi telah terhapus
Sisakan perih yang dalam
Satu sisi telah terlahir
Pecahkan sunyi yang panjang

Ayo share

Read the rest of this entry »
Kau Datang Seketika

Engkau datang tiba-tiba
Tak terencana dan tak tinggalkan suatu petunjuk
Yang pasti, kedatangan itu ada untuk membuat kita semakin berbinar
Itu yang kuyakini dan tampak nyata dipelupuk mata kita

Bergairah saling mempesona
Ketika kita bersatu dalam rasa yang bergolak
Akibat dari sesuatu yang tiba-tiba
Menyapih rasa dahaga berkepanjangan

Kita saling bercerita
Saling bercumbu canda
Dan membelai mesra

Tiba-tiba alam sadar terhenyak …
Lalu berkata, Ah … itu masa silam 🙂

Ayo share

Read the rest of this entry »
Suara yang tak lagi bermakna

Suara itu lirih, perlahan menghilang
Seperti tertimbun sesak tak beralasan
Namun, aku sepertinya punya alasan tersendiri
Mengapa suara itu perlahan sirna

Suara itu biasanya digunakan untuk bercengkerama
Bersahutan satu sama lain saling menghayati
Makna dalam bait-bait cerita

Suara itu menyapih batin
Membelai sukma
Memanjakan jiwa
Bahwa kita saling bertenggang rasa

Lambat laun, aku menangkap adanya pemberontakan
Bahwa suara tidaklah penting untuk menggema
Bahwa sesuatu hal lain yang lebih untuk diutamakan
Diantara gelimpangan nafsu-nafsu duniawi …
Yang tampak mulai nyata

Semakin kubertanya, suara itu lantang berteriak
Tidak lagi merdu di telinga
Ciptakan nada-nada sumbang
Menodai ketentraman batin

Semoga saja ini adalah alasan yang tak bermakna
Hanya bisikan yang sumbang
Dari dalam hati

Bagaimanapun jua, aku kangen untuk saling bersuara, lebih dari apapun, di dunia ini.

Ayo share

Read the rest of this entry »
Apa Yang Ingin Anda Dengar Dari Pelanggan?

Pelanggan memiliki kemampuan untuk mencurahkan isi hatinya, apapun itu. Apalagi jika suara pelanggan itu datang atas undangan kita yang mempersilakan mereka menyampaikan pendapatnya. Maka kita perlu mempersiapkan diri untuk mendengar sesuatu yang boleh jadi, bukan yang ’ingin’ kita dengar.

Kenyataannya, semua orang adalah pelayan sekaligus pelanggan bagi orang lain. Misalnya, sebagai pedagang atau karyawan, Anda melayani klien atau orang yang membeli produk dan jasa Anda. Tetapi, saat membeli nasi uduk, Anda adalah pelanggan bagi penjualnya. Jadi siapapun Anda layaklah untuk mencoba mengingat kembali; pada saat melayani orang lain, apa sesungguhnya yang ingin Anda dengar dari mereka?

Ayo share

Read the rest of this entry »

Archives

Marka buku



Copyright © Hendra W Saputro - Berkarya & Berbagi