Enda Nasution dan BBC

Blogger adalah manusia. Jadi wajar jika ada kesalahan dan sedikit ‘kenakalan’ yang terjadi dalam tulisannya. Blogger pun berada di masyarakat, jadi wajar jika tulisan yang dihasilkan berpotensi untuk perubahan didalamnya. Dampak perubahan bisa negatif dan positif. Negatifnya adalah jika tulisan tersebut mendapatkan respon yang kurang baik, sehingga melahirkan konfrontasi didalamnya, entah tulisan itu terlalu kritis ataupun melahirkan penilaian lain.

Enda Nasution lalu mencontohkan peristiwa di Yogyakarta dimana seorang blogger mengkritik kegiatan kyai yang laris manis di musim-musim hari besar Islam. Kyai itupun tidak sungkan untuk menetapkan tarif ataupun minta secara langsung kepada panitia acara. Nah, terhadap kyai ini, blogger tersebut memberikan label Kyai Amplop. Tenyata, tulisan tersebut terbaca oleh seorang kyai di Jakarta. Lantas kyai tersebut protes dan berupaya somasi blogger tersebut. Padahal, tulisan tersebut tidak menyebutkan nama seorang kyai manapun. Dengan keluguan yang ada, blogger tersebut menurunkan/delete tulisannya itu setelah diminta oleh Kyai Jakarta. Duh. Jika para blogger punya semacam aliansi atau jaringan yang formal, maka akan ada semacam advokasi/pendampingan hukum terhadap semua kreativitasnya dalam tulisan.

Saya pun jadi ingat kasus khasak khusuk hasil tulisan blogger Bali yang menimbulkan ‘pertengkaran’. Gak tanggung-tanggung, pihak yang ‘tersinggung’ adalah institusi besar. Saya ingat kasus nya Anton vs Bali Post. Bli Pande vs Radar Bali, dan hmm, sapa lagi ya ?. Mungkin itu dulu. Jangan sampai hal ini terjadi pada saya huehuehue. Meski saya sedikit GeEr ketika protes tentang telkomflash, 1 bulan kemudian tim kerja saya langsung dibebaskan dari tagihan. Ketika posting soal ‘premanisme’ dan jasa kawalan ekspedisi, 1 bulan kemudian Kapolri memerintahkan untuk membersihkan preman dan organisasi ilegal jasa pengawalan ekspedisi yang konon meresahkan para sopir dan pemilik truk. Nah entah apakah perubahan itu melibatkan saya didalamnya. Semoga aja GeEr. Huehuehue.

Nah, itulah dinamisme perubahan yang terjadi di masyarakat. Mungkin blogger adalah salah satu agen yang ikut memberikan perubahan itu. Ciieh. Btw, narasi diatas adalah salah satu ide yang dilontarkan oleh seorang Enda Nasution, senior dan Bapak Blogger Indonesia. Setelah selesai seminar new media AJI di sanur beach, Enda di ‘culik’ oleh Anton Muhajir dan dibawa ke Dcorner cafe Sanur, didaulat lagi oleh segelintir blogger Bali untuk berbincang. Enda pun ingin berapresiasi untuk mendirikan blogger center yang akan menjadi pusat barometer blogger Indonesia. Semoga berhasil Mas.

Enda Nasution dan Bali Blogger Community Enda Nasution dan Bali Blogger Community

Sebetulnya peristiwa ‘penculikan’ Enda Nasution ini sayang untuk dilewatkan. Dan hanya saya (datang telat) bersama Anton, Arie dan Yanuar yang sempat memanfaatkan pertemuan ini. Ok, mungkin lain kali bisa ketemu lagi dengan Bang Enda ini. Well … ayo ngeblog lagi, jangan takut untuk kritis, karena pengawal revolusi sudah bercokol dalam dunia blogging. Hahahaha. Selamat datang Gendo dengan blog nya yang baru www.gendovara.com. Keren namanya noq. Hayo sapa yang mau ngeblog pake nama sendiri (private Domain name) ?. Tanpa embel-embel wordpress/blogspot/multiply/blogdetik/etc ?. Saya bisa dikontak lo **Kedip-kedip**

Domain murah

Bagikan Yuk
[addtoany]