AllahuAkbar! Tuhan menunjukkan kuasaNya dikala masa pandemi virus Covid 19 berlangsung. Masa dimana krisis kesehatan, sosial, dan krisis ekonomi melanda dunia. Masa itu dimulai Maret 2020 hingga 4 Februari 2022. Pemberlakuan lockdown pembatasan sosial hingga pintu akses keluar masuk internasional mulai dibuka khususnya di Bali.
Bisnis saya di BOC Indonesia drop sales hingga 40%. Pelanggan banyak tidak meneruskan kontrak. Ada pula minta termin dan penundaan pembayaran. Secara nasional, perekonomian Bali terkontraksi minus 12%. Pengangguran merajalela karena 60% ekonomi Bali yang ditopang dari dunia pariwisata macet total. Tidak ada tamu wisata yang datang ke Bali.
Rejeki di Masa Pandemi Covid 19
Dikala mayoritas masyarakat rasakan minus pendapatan, banyak bisnis tutup, PHK merajalela, Alhamdulillah saya bisa bertahan. Team BOC Indonesia tidak saya kurangi gajinya. Mereka tetap mendapatkan hak nya. Bisnis sudah tidak mikir profit. Mikirnya hanya bertahan bisa bayar operasional usaha.
Banyak aksi negosiasi terjadi pada masa pandemi itu agar bisnis tetap berjalan, tetap bisa makan, bisa tidur nyenyak dan tetap bisa berbagi rejeki (aksi makan gratis). Bikin tubuh panas dingin, olahraga jantung. Ya, solusi itu tidak seperti yang saya harapkan namun diberi Allah gunakan jalan lain. Intinya itu solusi, jalan keluar agar tidak macet dalam bisnis, dan berkeluarga. Meski akhirnya merelakan menjual mobil namun Allah menggantikan dengan rejeki-rejeki lain.
Allah memberikan rejeki di masa pandemi diantaranya bisa berkolaborasi dengan sahabat jalankan bisnis kelola Wistara Family Cafe & Resto, bisnis charter jet pribadi, proyek pendampingan UKM dari BCA, dan beberapa kali jadi pembicara dan narasumber digital marketing serta dipercaya jadi pengurus pusat PSHT.
Ternyata peristiwa tersebut saling terkait untuk jadi solusi atas tantangan kuliahkan anak ke 2 Adellia Angesti Maryamnabta Mursalim (Adel) ke Hongkong. Adel diterima kuliah dengan status beasiswa full dari Lingnan Univesity Hongkong. SPP ditanggung, makan dan tempat tinggalnya ditanggung. Beasiswa itu senilai Rp. 300 juta setahun.
Bisa dikatakan semua tanggungan selama kuliah di Hongkong tuh dibebaskan untuk kami sebagai orang tua. Terima kasih Ya Allah, terima kasih Lignan Univesity Hongkong!
Namun sayangnya berangkat ke Hongkong tidak ditanggung. Kami sebagai orang tua harus berusaha sendiri berangkatkan Adel hingga selamat tiba di kampusnya Hongkong.
Apakah ada kendala? Saya lebih suka ganti kata kendala dengan tantangan. Ya banyak sekali tantangannya dalam memberangkatkan Adel ke Hongkong.
Apakah kami orang tuanya punya dana cash untuk berangkatkan Adel? Ternyata belum punya. Kami hanya punya niat dan keinginan kuat agar Adel bisa berangkat. Setelah kami jalani ternyata Allah menunjukkan kasih sayangnya kepada kami. Apa saja itu? Lanjut baca ya 🙂
Strategi Adel Dapat Beasiswa Kuliah S1 di Luar Negeri
Banyak yang bertanya ke saya, apa rahasia Adel bisa dapat beasiswa kuliah Strata 1 (S1) di Hongkong? Sudah jadi rahasia umum beasiswa Strata 2 (S2) banyak ditawarkan oleh universitas di luar negeri. Prosesnya mudah. Namun, beasiswa S1 itu jarang sekali. Kenapa? Karena durasinya 4 tahun. Klo S2 cuma 2 tahun saja.
Rahasia dan strateginya adalah keinginan dari Adel semenjak kelas 3 SMP. Adel bilang ke kami orang tua bahwa ingin kuliah di luar negeri dengan status penyandang beasiswa.
Maka kami sebagai orang tua harus mencarikan SMA swasta dengan kurikulum internasional. Kenapa swasta? Karena Adel kapok sekolah negeri. Merunut sejarah pendidikan Adel, dia TK di TK Kiddos Mojokerto, itu swasta. Sekolah dasar di SD Cipta Dharma, itu swasta. Sekolah menengah nya di SMPN 7 Denpasar, baru kali ini sekolah negeri. Meski Adel rangking 1 terus di sekolah itu namun tidak puas dengan pola pembelajaran dan lingkungan pertemanannya.
Baiklah, akhirnya Adel memberikan opsi SMA swasta internasional di Denpasar. Mulai dari SPP paling mahal hingga moderat sesuai kemampuan kami. Akhirnya pilihan jatuh ke SMA JB School Kuta.
Uang masuk ke JB School lumayan mahal namun Adel bisa memanfaatkan peluang mendapatkan diskon separo dengan mengikuti tes gelombang pertama. Ya, gelombang pertama pembukaan sekolah digunakan JB School untuk mencari siswa pintar. Alhamdulillah Adel bisa lolos dan kami orang tuanya dapat keringanan diskon 50% untuk uang masuknya. Trus asiknya bisa dicicil hehehe.
Kurikulum internasional di JB School menjadi bekal Adel untuk persiapan hadapi dunia internasional. Kemudian menginjak kelas 3 SMA, Adel kami ikutkan tes Stifin untuk mengetahui bakat dan kesukaannya untuk memilih jurusan kuliah. Adel kuat di urusan hitung menghitung. Eksakta nya moncer.
Selanjutnya Adel kami ikutkan Lembaga Bimbingan Beasiswa Luar Negeri bernama Schoters. Disitulah Adel digembleng dan diberitahu tempat beasiswa berada. Adel diajari tips dan trik dalam memenangkan kompetisi beasiswa. Akhirnya?
Adel melamar beasiswa S1 ke Universitas di Taiwan, Hongkong, Turki, Jepang, China, Indonesia dan Vietnam. Ikut juga ujian masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Hasilnya? ITS dan ITB ditolak. Ya Allah sepintar Adel bisa ditolak di negeri sendiri. Namun Allah memberikan kabar baik, Adel diterima beasiswa nya di Universitas berikut:
1. Universitas Presiden (Jakarta), beasiswa 75%.
2. Universitas National Dong Hwa Taiwan, beasiswa 100% biaya pendidikan.
3. Universitas Lingnan Hongkong, beasiswa full board, biaya pendidikan, stay dan makan ditanggung.
4. Universitas di Vietnam, Computer Science, beasiswa biaya pendidikan saja.
5. Universitas di Jepang, beasiswa biaya pendidikan saja.
Akhirnya Adel dan kami orang tua bermusyawarah. Keputusan adalah memilih Lignan University Hongkong.
Tantangan Bertubi-Tubi Berangkatkan Adel Kuliah ke Hongkong
Selanjutnya fokus urus persyaratannya dari kampus Lingnan University Hongkong adalah:
1. Harus transfer dana komitmen 20jt yang nantinya bisa dikembalikan lagi setelah Adel berada aktif di kampus itu.
2. Urus Visa ke Hongkong, dimana orang tua harus punya dana deposit di bank yang memastikan Adel tidak jadi gelandangan di Hongkong.
3. Pemerintah Hongkong mewajibkan Adel harus tervaksin di negara yang hijau (dimana Indonesia bukan termasuk negara hijau utk covid). Negara hijau adalah di benua Eropa sana.
4. Tiket pesawat dari Indonesia ke negara hijau, biaya tinggal beberapa hari di negara hijau, trus tiket pesawat dari negara hijau ke Hongkong.
Sudah saya bilang diawal bahwa kami orang tua belum punya dana cash. Maka kami, dibantu nenek dan Dhea (kakaknya Adel) mencari dana pinjaman secara bertahap ke keluarga dan sahabat. Alhamdulillah semuanya bisa. Allah beri kemudahan.
Dana pinjaman dari para saudara untuk setor komitmen 20 juta ke kampus dan beli tiket pesawat dari Bali – Jakarta – Serbia dan Serbia – Hongkong sudah ada. Terima kasih Nenek, Dhea, dan Paklik Hariono.
Kenapa memilih negara Serbia (Benua Eropa)? Tidak langsung Bali – Hongkong? Karena Indonesia masuk negara zona merah Covid 19. Pemerintah Hongkong tidak mengizinkan orang yang datang dari negara zona merah. Maka Adel harus terbukti bebas covid 19 di negara zona hijau.
Dari semua negara di dunia ini yang terzonasi oleh WHO, kami pilih Serbia karena bebas Visa.
Adel kemudian tanya ke kami orang tua:
“Trus bank statement untuk urus VISA gimana? Biaya untuk menginap tinggal sebulan di Serbia gimana? Kan baru dapat motel seminggu saja disana. Biaya hotel di Hongkong untuk karantina 14 hari gimana?”
Saya bilang ke Adel, “Nanti papi akan urus, Adel fokus saja berangkat ke Serbia dan tinggal di motel itu dulu. Bank statement dan dana untuk di Hongkong akan ada, beres!”
Faktanya gimana? Belum ada! Saya hanya bisa berikan kalimat motivasi dan menenangkan dia dan istri. Dalam hati saya bilang, yakin Allah akan beri solusi bagi hambaNya yang mau berusaha. Ya saya harus berusaha, curhat ke para sahabat dulu!
Mensiasati agar saya punya dana gemuk di Bank maka saya meminjam dana ke para sahabat untuk diparkir selama seminggu saja. Terima kasih sahabat saya Mas Khairul, Pak Anton, dan Pak Eko!
Mengingat waktunya mepet dalam urus Visa dari pihak kampus Hongkong, maka harus dapat bank statement dalam waktu sehari saja!
Dulu pernah urus bank statement ini via Bank Mandiri dan butuh waktu 3 hari untuk dapat suratnya. Saya putar otak dan muncul nama Jessica adik kelas saya di Universitas Udayana. Jessica jadi kepala cabang Bank Mandiri di Nusa Dua sana. Saya minta tolong Jessica agar bisa tanda tangan secepatnya dan bisa. Yay! Terima kasih Jessica!
Urusan Visa beres! Adel dapat Visa dari Pemerintah Hongkong untuk kuliah selama 4 tahun di Lingnan University.
Pertolongan Selama di Serbia dan Hongkong
Kamis, 9 September 2021 Adel bertolak ke Serbia dari Bandara Ngurah Rai – Bali. Kami sekeluarga antarkan Adel ke bandara. Tak lupa saya update status keberangkatan itu di FB dan IG.
Status saya di FB terbaca oleh saudara di PSHT Mas Kolonel Chb Mardikan, S.H.,M.Si.,M.M.Sc.
Beliau adalah pejabat Atase Pertahanan (Athan) RI untuk Bangladesh, Nepal, dan Buthan dan terjadilah percakapan ini:
Mas Mardikan bertanya, “Putrinya Mas Hendra ke Serbia ya? Trus sampai sana yang jemput siapa? Trus tinggal dimana? Apa ada keluarga disana?”
Saya jawab, “Iya mas, berangkat ke Serbia untuk kuliah di Hongkong, harus tinggal sementara selama sebulan disana. Rencananya tinggal di motel. Sudah book selama seminggu dulu, nanti entah tetap tinggal atau pindah tergantung dana saya. Nanti di bandara akan naik taksi ke Belgrade (ibu kota Serbia). Tidak ada keluarga disana.”
Mas Mardikan menjawab, “Wuah kasihan putrinya tuh. Sudah gini aja, saya kontak kolega Athan Serbia untuk urus Adel. Biar dijemput dan bisa tinggal disana.”
Ya Allah, terima kasih banyak Kangmas Mardikan!
Akhirnya Adel landing di bandara Belgrade (Beograd) dijemput langsung didepan pintu pesawat oleh Pak Bustanul Bamin, staf Athan Serbia. Mungkin dengan kekuatan diplomatik, Adel keluar bandara secara cepat. Tidak harus antri check passport dan wawancara. Adel langsung dibawa ke ruangan khusus, passport nya langsung di cap dan disuruh keluar oleh petugas imigrasi sana. Masya Allah. Terima kasih Pak Bustanul Bamin!
Sesampainya di Motel, saya tanya ke Adel tentang pengalamannya dijemput tadi. Adel cerita, “Ya Allah pi, aku dijemput langsung didepan pintu pesawat lho. Trus dibawa keruangan khusus cek passport. Sama petugas imigrasi nggak ditanyain, langsung keluar. Bagasi diurus anak buahnya Pak Bustanul, dan ternyata bule dia pi hehehe. Supir tapi bule hehehe. Angkat-angkat koper, nyetirin juga. Trus dikasih oleh-oleh juga sama Pak Bustanul.”
Sesak dada ini. Jalan kemudahan dari Allah secara langsung. AllahuAkbar!
Selasa, 14 September 2021 Adel dijemput oleh staf Athan Serbia untuk pindah tempat tinggal. Sebelumnya oleh Mas Mardikan, saya diperkenalkan ke Kolonel Chb. Sri Adi Trio Wahyu Pramono (Pak Trio) sebagai pejabat Atase Pertahanan RI untuk Serbia. Mas Mardikan dan Pak Trio sudah koordinasi untuk memindahkan Adel untuk tinggal dirumah dinas Athan Serbia. AllahuAkbar!
Pak Trio bilang ke saya, “Adel bisa tinggal di rumah saya bersama saudara saya. Saya sementara masih liburan sama keluarga di Spanyol. Silakan Pak, Adel bisa tinggal disana.”
Adel bilang, “Aku sekarang tinggal di rumah dinas Pak Trio, Athan Serbia. Ini rumah di area termahal Serbia! Tempatnya para selebriti tinggal.” Terima kasih Pak Trio!
Adel tinggal di rumah Athan Serbia dari 14 September hingga 3 Oktober 2021. Otomatis saya sudah tidak memikirkan dana penginapan lagi selama di Serbia. Alhamdulillah.
Ketegangan Serbia Hongkong 1 – Qatar Airways Batal Berangkat
Selama tinggal di Serbia, amunisi menuju Hongkong sudah beres. Adel sudah punya tiket Qatar Airways untuk penerbangan Serbia – Doha – Hongkong. Perjuangan untuk mendapatkan hotel karantina 14 hari di Hongkong sudah beres. Booking Hotel Four Points by Sheraton. Rupanya dibawah manajemen Marriot. Adel akan tinggal di hotel itu dari 7 – 21 Oktober 2021.
Bayangkan saja dari ribuan hotel di Hongkong, pemerintahnya cuma beri izin kepada 34 hotel saja untuk karantina. Tiap hari pelototin hotel-hotel itu untuk dapatkan kamar yang murah. Sulit sekali dapatkan hotel di Hongkong karena bertepatan dengan hari libur, banyak wisatawan yang menyerbu Hongkong.
Hingga petaka itu datang …
Adel dapat email pembatalan dari Qatar Airways karena maskapai itu diblacklist oleh Pemerintah Hongkong. Alasannya maskapai Qatar Airways memasukkan beberapa penumpang yang terbukti kena Covid 19 ke Hongkong.
Pembatalan itu terkirim tanggal 30 September 2021. Padahal Adel harus berangkat keluar dari Serbia 4 Oktober 2021. Duh …
Saya suruh Adel minta refund dari Qatar Airways. Bisa namun 2 minggu lagi baru cair refund nya. Duh lagi …
Dana cash belum ada. Akhirnya dengan bantuan Mas Mardikan meminjam kartu kredit nya membeli tiket pesawat Serbia – Hongkong. Mulai hunting maskapai lagi di website OTA. Sempat dilanda kebingungan memastikan perpindahan transitnya aman. Proses ini saya harus kontak dan koordinasi dengan Mas Mardikan dan Mas Bowo (pilot internasional Garuda).
Akhirnya memilih beli tiket FinnAir dengan rute Serbia – Vienna (Austria) – Helsinki (Finlandia) – Hongkong.
Adel juga memberikan kabar lagi untuk bisa masuk Hongkong perlu sertifikat vaksin yang diterbitkan oleh otoritas Kementrian Kesehatan RI. Otoritas itu adanya di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Kami panik lagi. Masak harus ke Jakarta urus hal itu, mendadak sekali. Mas Bowo pun berusaha tembus otoritas itu. Namun Mas Bowo juga sarankan urus dokumen itu di Pelabuhan Benoa, Bali. Ternyata ada otoritas nya yang keluarkan surat sertifikat vaksin. Akhirnya maminya yang urus di otoritas kesehatan di Pelabuhan Benoa – Bali. Alhamdulillah aman.
Ketegangan Serbia Hongkong 2 – Terusir dari Bandara Wina Austria
Adel bersiap diri dan pamitan dengan Athan Serbia. Penerbangan dengan FinnAir dimulai dari Belgrade pada 4 Oktober 2021. Dokumen SWAB dan Vaksinasi beres. Kami selalu monitor dari Bali.
Rute pertama adalah Belgrade ke Vienna, Austria selama 2 jam penerbangan. Sore hari saya posisi di Wistara, nongkrong sambil menunggu acara TDA Bali. Rencananya saya jadi moderator di acara tersebut.
Tiba-tiba HP saya ada misscall berkali-kali dari istri. Saya telpon balik dan istri menangis histeris! Bilang bahwa Adel ditahan di bandara Vienna Austria.
Hmmm, ujian apalagi ini Ya Allah, panas dingin lagi badan dan pikiran ini. Oke saya hadapi. Telpon Adel via WhatsApp dan dia menangis sesengukan sambil bilang tidak boleh melanjutkan penerbangan berikutnya karena tidak punya Visa Schengen. Byuh ternyata butuh Visa itu karena Adel harus transit di area Eropa lainnya yaitu Helsinki Finlandia.
Pikiran saya adalah Adel harus didampingi orang KBRI. Buka laptop, cari tahu KBRI Indonesia di Wina Austria. Ketemu nomornya dan saya gunakan kartu Halo Telkomsel untuk telpon ke KBRI Wina. Akhirnya bisa tersambung dan saya ceritakan kondisi Adel di bandara Wina. Tertahan.
Selanjutnya saya komunikasi via WhatsApp dengan staf KBRI Wina melalui Pak Wahono dan Pak Ricky. Mereka segera ke bandara Wina. Mereka menemukan Adel dan menjelaskan kepada saya bahwa memang butuh Visa Schengen untuk melanjutkan terbang. Sedangkan Adel belum punya Visa itu. Penerbangan berikutnya mengharuskan Adel berpindah terminal. Inilah penyebabnya, harus keluar area terminal kedatangan dan keluar ke terminal keberangkatan lainnya.
Staf KBRI Wina berjuang melawan FinnAir yang teledor belum menanyakan dokumen sebelum keberangkatan. Saya sebelumnya dalam proses booking tiket FinnAir juga kesulitan komunikasi dengan FinnAir sales Jakarta maupun pusatnya. Telpon berkali-kali ke FinnAir Jakarta nggak diangkat-angkat. Chat di website nya diterima oleh Chatbot yang tidak membantu sama sekali.
Hasil negosiasi staf KBRI Wina dan pihak FinnAir adalah
1. Adel tidak bisa melanjutkan penerbangan ke Hongkong karena Visa on Transit nya tidak punya (Visa Schengen). Bagasinya diturunkan.
2. Adel harus kembali ke Belgrade besok dengan penerbangan setempat pukul 08.50. Penerbangan ini ditanggung maskapai Finnair.
3. Di KBRI Serbia akan menerbitkan Visa on Transit untuk penerbangan ke Hongkong dimana tiket kemungkinannya hangus, harus membeli lagi.
4. Masih diupayakan negosiasi antara KBRI Belgrade ke pihak Finnair utk memberikan refund atau diskon. Namun kemungkinannya kecil.
5. Saya kontak hotel Four Points di Hongkong untuk tetap keeping room nya untuk Adel dan beritahukan bakal late checkin.
6. KBRI Austria menyediakan tempat bermalam untuk Adel.
Terima kasih Pak Wahono, Pak Ricky KBRI Wina Austria!
Pada akhirnya FinnAir tidak memberikan refund. Tiket ke Hongkong hangus! Saya harus mencarikan lagi. Lagi-lagi saya curhat ke para sahabat untuk dukungan dana segar beli tiket lagi.
Saya juga diberikan nomor kontak ke KBRI Serbia oleh Pak Ricky. Disuruh komunikasi dengan Pak Joshua dari KBRI Serbia untuk urusan surat-suratnya.
Hasil dari komunikasi dengan Pak Joshua adalah saya harus beli tiket pesawat Serbia – Hongkong yang transit nya cuma sekali dan tidak memerlukan Visa On Transit atau Visa Schengen. Kemungkinan negara itu adalah Jerman.
Ketegangan Serbia Hongkong 3 – Pembatalan Kamar dari Four Points Hongkong
Adel tinggal semalam di KBRI Wina Austria dan keesokan harinya terbang kembali ke Belgrade Serbia. Pun di KBRI Serbia, Adel tinggal semalam sambil ditemani Pak Joshua memberikan solusi penerbangan berikutnya ke Hongkong.
Akhirnya saya belikan tiket penerbangan gunakan maskapai Lufthansa milik Jerman. Transit nya cuma sekali di Frankfurt tanpa harus keluar area terminal. Pembelian tiket itu juga sambil koordinasi dengan Pak Joshua yang memastikan ke pihak Lutfhansa. Oke clear! Terima kasih Pak Joshua.
Keesokan harinya kami mendapatkan kabar dari Adel, semua berjalan sempurna dan lancar dari Belgrade ke Frankfurt, Jerman. Hingga Adel pun pamitan ketika sudah masuk pesawat bersiap terbang dari Frankfurt ke Hongkong. Ah plong rasanya hati ini.
Ketika Adel sedang di angkasa, sudah tidak bisa dikontak lagi. Waktu itu tengah malam di Denpasar. Sehabis sholat hajat, saya iseng ingin lihat hotel nya Adel. Login ke portal nya Marriot.
Betapa kagetnya status bookingan Adel tidak ada di halaman order active. Saya curiga ada angka 1 di menu Cancelled. Sambil dagdigdug gemetar saya klik halaman itu. Woilaaa bookingan kamar itu terbatalkan!
Saya teriak keras sekali malam itu hingga terdengar istri. “Ada apa pi, ada apa lagiiii?” Saya pun bilang klo hotel Adel dibatalkan. Langsung istri saya menangis histeris lagi.
Oke saya harus menenangkan diri. Dengan kartu Halo saya telpon hotel Four Points di Hongkong. FO disana sarankan saya kontak kantor Marriot yang urusi booking. Alamak kantornya di Shanghai China! Okelah, telpon ke China.
Staf booking Marriot bilang sistem tidak bisa menarik dana dari kartu kredit yang tersimpan di portal Marriot. Sistem mendapatkan penolakan dari Bank penerbit kartu kredit yaitu Bank Mandiri. Akhirnya sistem membatalkan bookingan itu. Byuh …
Saya tanya apakah room nya masih tersedia untuk karantina? Staf booking bilang sudah tidak ada. Lemaslah saya. Apalagi istri saya, tambah histeris.
Ketegangan Serbia Hongkong 4 – Telat Bayar Bookingan Hangus!
Malam itu saya bilang ke istri, “Mam kita tidur dulu ya, istirahatkan badan dan pikiran. Besok pagi kita usaha lagi. Adel landing di Hongkong kan jam 2 siang. Kita masih punya waktu kok. Yakin Allah akan beri solusi. Sudah terbukti sebelumnya.”
Saya berusaha menenangkan diri saya sendiri dan istri agar tenang. Besok adalah jadwal saya vaksin ke 2 di RS Surya Husada Denpasar. Jadi harus menjaga tubuh agar normal.
Alhamdulillahnya saya terlelap. Ajaib! Karena saya yakin Allah akan bantu.
Adel belum tahu tentang pembatalan ini. Adel sedang terlelap di angkasa langit Eropa dan Asia, dengan dokumen PDF bookingan Four Points di HP nya.
Keesokan harinya saya berangkat ke RS Surya Husada sambil berpesan ke istri untuk hunting hotel di Hongkong sana via Traveloka. Saya sambil nunggu vaksin berusaha koordinasi dengan KBRI Hongkong dan sesekali cari hotel via tiket, agoda, dan OTA lainnya.
Saya telpon ke KBRI Hongkong dan meminta nomor WA staf KBRI yang bisa koordinasi.
Saya pun curhat kembali ke Mas Mardikan untuk memohon solusi atas hal ini. Saya benar-benar running out of cash. Harapan bisa meminjam kartu kreditnya adalah untuk booking hotel di Hongkong. Mas Mardikan akhirnya mau meminjamkan dalam bentuk pembayaran cash.
Pukul 11.00 WITA istri beritahu ada 1 room tersedia di Ramada Hongkong. Langsung dia melakukan order hotel itu hingga muncul halaman transfer dana dengan hitungan mundur 30 menit.
Saya pun forward ke Mas Mardikan. Berkali-kali saya komunikasi namun belum mendapatkan balasan dari Mas Mardikan. Hingga istri selalu chat ke saya beritahu waktu kurang 20 menit, kurang 15 menit, kurang 10 menit, kurang 5 menit, dan akhirnya batal, istri nangis lagi histeris.
10 menit setelah batal Mas Mardikan balas sambil minta maaf. Tadi rapat. Suruh cari lagi hotel dan mengabarkannya.
Pukul 13.00 WITA, saya lihat ada misscall berkali-kali dan chat di WA beruntun banyak banget. Saya scroll keatas ternyata istri berikan halaman pembayaran atas bookingan Hotel Ramada. Saya tadi lagi sholat Dhuhur wkwkwkwk.
Akhirnya Mas Mardikan transfer dana untuk hotel Ramada Hongkong pada pukul 13.15 WITA. Kurang beberapa menit lagi sebelum waktu bookingan habis. Ya Allah … Engkau Maha Keren! Alhamdulillah. Terima kasih lagi Mas Mardikan!
Konfirmasi booking PDF terkirim ke emailnya istri dan terforward ke saya. Trus saya forwardkan ke WA nya Adel. Masih centang 1. Ya, dia kan landing pukul 14.00 WITA. Waktu di Bali sama dengan waktu di Hongkong.
Saya bilang ke istri, “Ya kan mam? Allah pasti bantu! Teruslah bergerak dan jangan panik.”
Ketegangan Serbia Hongkong 5 – Laptop Mati!
Adel landing di Hongkong dan bingung dengan file PDF baru yang dia terima dari saya. Kami telponan agar saya bisa menjelaskan.
“Jadi gini Del, bla bla … saya menjelaskan seperti yang terjadi (tertulis diatas).”
Adel langsung ketawa hahahahaha.
Selanjutnya Adel menunjukkan passport, visa, dokumen booking hotel Ramada, dokumen sertikat vaksin dan lolos menuju Hotel Ramada Hongkong Grand (formerly Best Western Grand Hotel).
Lega. Saya memberikan kabar kepada Kolonel Trio, staf KBRI Wina, Serbia, Mas Mardikan, Mas Khairul, Pak Anton, dan keluarga bahwa Adel sudah didalam kamar hotel itu, disertai bukti foto dia. Happy Alhamdulillah.
Apakah tantangan sudah selesai? Ternyata belum. Laptop Adel mati! Alat itu dibutuhkan untuk ikut kuliah online dengan Lignan Univesity selama di karantina.
Saya pun kontak KBRI Hongkong, kontak sahabat saya GM Hotel di Nusa Dua Pak Andi Budiono yang punya bos tinggal di Hongkong, kontak Mas Khairul apakah punya koneksi di Hongkong sana. Tujuannya hanya untuk pinjam laptop saja.
Setelah mereka semua tidak bisa, saya berusaha cari penjual laptop atau ipad di Hongkong melalui forum jual beli Hongkong. Dapat beberapa kontak dan akhirnya bisa. Ada yang mau antarkan ipad ke hotel nya Adel. Alhamdulillah, clear!
Bagikan Yuk